Selasa, 26 Januari 2016

JALAN JALAN SAMBIL UJI NYALI DI SÄLEN SWEDIA

Acara jalan jalan itu paling enak kalau tidak di rencanakan dan bisa langsung cussss!
Begitulah kegiatan gue dan suami di suatu pagi di hari Minggu. "You dont need to cook today!" kalimat suami yang membuat gue langsung berkata "Asikkkk!"
Satu kerjaan lepas hari itu. Dan...Lets Goooooo!!
 
WINTER DI KOTA SÄLEN


Kemanakah tujuan kami? Hehehehe...ga jaulah, cuma ke tempat yang masih berada di Propinsi Dalarna, Swedia. Kota Sälen namanya. Kira kira satu setengah jam dari tempat tinggal gue.
Sebenarnya ini bukan kali pertama kami berkunjung ke Sälen. Tapi dibilang sering banget juga ga. Biasanya kesini kalau pas musim dingin atau winter saja.
 
WINTER DI KOTA SÄLEN

WINTER DI KOTA SÄLEN
Sälen adalah sebuah kota yang masuk dalam wilayah Kommun (Pemerintah Daerah) Malung-Sälen, di propinsi Dalarna, Swedia. Kota yang menjadi surganya para pemain ski. Kota  yang selalu ramai dengan wisatawan di saat winter. Kota Sälen juga dikenal sebagai tempat dimulainya garis start pertadingan Cross Country Ski  VASALOPPET yang legendaris itu.  Keterangan lebih lengkap bisa di baca dengan meng klik kata Vasaloppet di atas.
 
TEMPAT GARIS START VASALOPPET
Sebenarnya Dalarna masih memiliki tempat permainan ski yang lebih besar bernama IDRE FJÄLL. Namun Resorts di kota Sälen lebih mendapat tempat dan diminati turis karena letak wilayahnya yang tidak terlalu jauh dari  pengunjung yang memang kebanyakan datang dari arah kota Stockholm. Bahkan pengunjung dari luar Swedia pun lumayan banyak yeng mengunjungi kota ini di saat musim dingin tiba.  Apalagi resort di wilayah Sälen sudah ditata lebih profesional, yang dilengkapi dengan fasilitas yang lebih banyak dan lebih komplit. Seperti penginapan hotel, restoran, cafe, Shooping Center dan tempat hiburan seperti Bar.
 



Sälen memiliki beberapa resorts ski yang berada di kawasan pegunungan/Fjäll di wilayah ini. Sampai sekarang tercatat ada tujuh resort yang berdiri diantara pegunungan/Fjäll yang berbeda. Ada Alpine Ski Resort, Högfjällshotellet, Grandfjället, Stöten, Näsfjället, Kläppen dan Skistar. Skistar sendiri memiliki empat resorts utama yakni Hundfjället, Lindvallen, Tandådalen dan Högfjöllet. Bagi yang suka bermain SnowScooter biasanya di kawasan Resort ini disediakan perlengkapan peralatan SnowScooter yang bisa di rental.

Pagi itu, tepatnya di hari Minggu, kami berangkat dari rumah dengan kondisi cuaca yang lumayan mendung. Tapi saat itu suhu tidak terlalu drop. Sekitar minus 5 Derajat Celcius. Namun begitu memasuki kawasan Sälen kami sangat beruntung. Cuaca cerah banget. Sinar matahari sangat terang. Senang banget pokoknya.

Disepanjang perjalanan sudah terlihat lalu lalang mobil yang lumayan mengingatkan gue dengan Jakarta. Walaupun tidak sampai macet ya. Wajarlah sudah lama tidak melihat pemandangan seperti ini. Biasanya jalanan cuma ada beberapa kendaraan mobil saja. Sesekali gue melihat orang orang bermain snowscooter. Memang kota yang sarat dengan olahraga musim dingin.
SÄLEN KYRKA YANG UNIK

Oya, di Sälen terdapat sebuah bangunan gereja yang unik yang konon lumayan terkenal di kota ini. Gereja dengan bentuk yang sedikit berbeda dengan Gereja Luthern di Swedia pada umumnya. Gereja berukuran kecil yangsebagian besar bangunannya terbuat dari kayu. Namanya Sälen Kyrka. Masuk ke dalam gereja ini serasa berada di dalam rumah. Suasananya homi banget. Pertama masuk langsung disambut deretan pernak pernik dalam bentuk souvenir. Souvenir yang bisa kita beli hanya dengan meletakan uang di dalam kotak yang sudah disediakan. Jadi penjaganya ga ada. Toilet gereja ini juga unik. Semuanya di dominasi bahan kayu. Dengan ukuran pintu yang lumayan kecil.
 
BEBERAPA SUDUT RUANGAN DI DALAM GEREJA
SEMUA DI DOMINASI BAHAN KAYU
TERMASUK PINTU TOILET

VIEW DARI JENDELA GEREJA
SEPERTI SUASANA RUMAH
Siang pemandangan di luar gereja nyaris memutih. Tumpukan salju tebal di pohon dan halaman membuat pemandangannya makin bagus. Dan tak lama  satu dua mobil  mulai memasuki halaman gereja. Tujuannya sih sama dengan kami, melihat sekitar gereja sekaligus foto foto cantik.
Puas dengan beberapa hasil foto kami berangkat menuju Hundfjället, salah satu resort yang terdapat di Skistar Resort.
 
VIEW DI HALAMAN GEREJA
SALJU TEBAL NYARIS MENUTUPI SEMUA HALAMAN DAN BATANG/DAUN POHON
 
VIEW DI SEKITAR GEREJA
Tujuan kami kesini bukan bermain ski, dismping gue memang ga bisa main ski, suami gue juga sudah lumayan lama tidak bermain ski. Dan memang hari itu kami khusus dolan dolan santai aja. Tujuan utama kami hendak menikmati makan siang di sebuah restoran satu satunya yang berada di puncak pegunungan Hundfjället. Dan tentu saja sekalian melihat pemandangan  dari puncak Hundfjället. Dari parkiran mobil sudah terlihat restoran dalam ukuran yang sangat kecil. Unik juga melihat bangunan berada di ketinggian seperti itu. Sendiri lagi. 
Ya gunungnya sih kalau kata gue ga ada apa apanya dibanding gunung merapi di Indonesia. Cuma di Swedia sudah dianggap Gununglah. Jadi iyakan saja. Hihihi.
Dari parkiran gue mencoba mengambil foto gedung restoran dari kamera, dan lumayan lah bisa terlihat dengan jelas.

ASLINYA SIH RESTORAN DI PUNCAK INI KECIL BANGET
(FOTO GUE ZOOM)
Area resort sudah terlihat ramai dipenuhi manusia dalam segala usia. Mulai dari anak anak, remaja dan dewasa. Ada yang sepertinya baru belajar ski, ada yang sudah wara wiri dengan anteng di atas salju dan tak sedikit orang dewasa yang masih mulai belajar. Namanya belajar, tidak pernah mengenal kata terlambat. Dan gue juga melihat barisan orang orang yang bersiap naik Lift Ski (semacam cable car gitu) untuk naik ke puncak Hundfjället. Sebenarnya suami gue tadinya ragu, apakah kami bisa naik ke puncak Hundfjället. Karena biasanya yang bisa naik hanya para pemain ski doang. Cuma gue bilang harusnya bisa, karena tahun sebelumnya kami juga pernah naik Lift Ski di resort yang berbeda dan itu ga da ada masalah sekalipun kami tidak ikut bermain ski. Ternyata pas ditanya, petugas membolehkan karena kami berniat makan siang di restoran LYKTAN. Tuh kan, bisa. Tapi ya sudahlah, kalaupun sebenarnya ga bisa, ya anggap saja rejeki kami. Hohohoho.
SIAP SIAP NAIK LIFT SKI
Tak lama kami sudah berada di Lift Ski. Dulu pertama kali naik Lift Ski  belum banyak pengalaman yang diingat. Taunya cuma takut dan kedinginan. Hahahaha.
Dan kali ini gue sudah lebih bisa menikmati. Walaupun masih ada perasaan sedikit takut ya. Gila aja, itu lumayan tinggi loh, mana kaki menggantung lagi. Pas naik memang tidak terlalu berasa berada di ketinggian. Turunnya yang mulai  keder. Berasa banget tingginya. Errrrrgggggg.
LANDING DI PUNCAK HUNDFJALLET ....YUHUI
Cuma ya memang worth it lah dengan pemandangan yang terlihat dibawah. Bagus.
Lagi berusaha menikmati di ketinggian, tiba tiba kami disapa oleh sekelompok keluarga sambil melambaikan tangan mereka. Sepertinya mereka sama dengan kami. Cuma makan di restoran atau sekedar melihat view dari atas. Terlihat dari pakaian yang mereka gunakan.  


VIEW DARI ATAS LIFT SKI

Sampailah akhirnya di puncak Hundfjället. Dan kami langsung disambut dengan hamparan salju putih yang sudah rapi dan mulus. Gue merasakan perbedaan suhu ketika berada di puncak gunung ini. Udaranya tidak terlalu dingin. Lebih sejuk. Yang gue tahu kalau berada di tempat yang lebih tinggi  harusnya kan lebih dingin. Ternyata suami gue bilang, ketika winter sifat udara lebih berat, jadi suhu dingin lebih condong turun ke tempat yang lebih rendah. Bahasanya kurang lebih gitu deh. Gue ga pintar menjelaskan dalam kalimat ilmiah. Dan di atas puncak Hundfjallet ini gue juga melihat beberapa mesin listrik yang konon fungsinya untuk menghasilkan salju. Dan membuat suhu di sekitar kawasan ini tetap dingin. Surprise juga sih.

VIEW DI PUNCAK HUNDFJÄLLET
PUTIH!

VIEW DI PUNCAK HUNDFJÄLLET
PUTIH!
Dari Lift Ski, kami berjalan menuju restoran Lyktan. Biasalah, kalau berjalan di atas salju jarak yang dekat serasa jauh banget. Belum lagi membawa pakaian di badan yang super ribet.
Memasuki ruangan restoran, jujur gue agak sedikit kecewa, karena tidak seperti dalam bayangan gue. Terlalu crowded. Mungkin karena jam makan siang kali ya. Sedikit berisik. Salah satu sudut ruangan restoran dan lantai duanya sengaja tidak dibuka dan diberi pembatas. Sepertinya hanya dibuka untuk acara makan malam saja.


RESTORAN LYKTAN
SATU SATUNYA GEDUNG/RESTORAN DI PUNCAK HUNDFJÄLLET

RUANGAN DI DALAM RESTORAN


RUANGAN RESTORAN YANG DIDOMINASI KAYU
Ruangan restoran sih sebenarnya lumayan apik dan kozy. Dominasi dari bahan kayu. Cuma ya itu tadi. Ramai banget. Untuk makanan sih gue bilang enak. Tapi bukan enak yang luar biasa. Enak ketika kita lapar tepatnya. Porsinya juga banyak. Hahahaha. Sepertinya porsi untuk pemain ski. Apalagi di suhu dingin, tubuh butuh kalori yang cukup.
 


Dari jendela restoran kami sudah melihat kabut awan yang mulai turun dengan tebal. Kami memutuskan untuk segera kembali sebelum kabut benar benar menutupi landscape Hundfjället. Karena ketika naik, kami kurang bisa menikmati pemandangan di bawah.
Dan ketika turun ini lah gue menyaksikan pemandangan yang super luas. Sebenarnya dari puncak Hundfjället pun bisa melihat pemandangan di bawah. Tapi berbeda ketika kita melihat dari Lift Ski. Itu jelas banget semua. Dan gue merasa benar benar berada di ketinggian. Serasa ada jurang besar menganga dibawah gue. Hihihi.

VIEW DARI SEKITAR RESTORAN LYKTAN



UJI NYALI 
Tapi gue mencoba rilex sih. Menikmati pemandangan di bawah sambil menggunakan kamera dan merekam momen yang ada. Apalagi suhu di ketinggian saat itu buat gue pribadi ga terlalu dingin (sekitar minus 3 Derajat Celcius). 
Dan tak lama kemudian gue tiba tiba dikejutkan dengan sesuatu yang menimpa muka gue. Dalam hitungan yang sangat cepat muka gue serasa di lempar gumpalan es. Brrrrrrr! Dingin banget! 


UJI NYALI, GUE MASIH BISA FOTO FOTO ..hehehehhe


 
Ternyata apa yang dibilang suami benar. Semakin kebawah suhunya makin dingin bukannya makin hangat.   Dan gue bukanlah orang yang ahli untuk bisa menjelaskan lebih detail kondisi alam seperti ini.Yang gue rasakan seperti itu. Dan suami pun menjelaskan berdasarkan pengalaman dan sepenggal pengetahuan yang dia miliki. Dan ketika berada di dalam mobil gue melihat suhu di bawah Hundfjället sekitar minus 13.
Perbedaan yang lumayan mencolok dengan suhu di atas. Rahasia alam memang dasyat.

VIEW DARI ATAS LIFT SKI

Menuju perjalanan pulang, hari sudah mulai agak gelap. Gue melihat jejeran mobil yang semakin banyak dan panjang. Dengan jarak yang saling berdekatan. Tujuan mereka ya cuma satu.  Bermain ski lagi!
Gelap tak menghalangi keinginan mereka karena sampai malam pun permainan ski tetap dibuka.
 
Kami pun menikmati perjalanan pulang  sambil berhenti di supermarket membeli stok bahan makanan mingguan. Ini penting, urusan perut soalnya. 
Hari minggu yang menyenangkan. Hari dimana kami menikmati indahnya alam Sälen di saat winter. Dan tak lupa kami mengucap syukur untuk semua berkat yang kami dapat. Kami tutup acara kami dengan memuji sang Pencipta di kebaktian sore Minggu kami. Thank You Lord.  
 
WINTER DI KOTA SÄLEN
 


WINTER DI KOTA SÄLEN
 

WINTER DI KOTA SÄLEN


Salam dari Mora, Dalarna, Swedia.








Rabu, 20 Januari 2016

DUA HARI SATU MALAM DI VÄSTERÅS

Västerås, sebuah kota yang tadinya tidak begitu mencuri perhatian gue. Kota yang hanya dilewati begitu saja jika kami berkunjung ke Stockholm. Kota yang buat gue pribadi kalah pamor dibanding kota Stockholm. Kasarnya, kota Västerås bukanlah kota yang masuk hitungan untuk acara liburan atau sekedar menghabiskan weekend. Karena pemikiran gue waktu itu, uda jauh jauh tinggal di desa kecil, sekalinya keluar kandang ya ke Stockholm saja, nanggung banget ke kota ini.


Namun siapa sangka tanpa direncanakan sebelumnya, gue dan suami harus mengunjungi kota ini. Berawal dari sebuah koran yang memasang iklan konser musik klasik yang berasal dari negara Austria. Konser yang diadakan di beberapa kota besar di Swedia. Termasuk Västerås.
Awalnya gue bilang ke suami agar kami menonton konser di Stockholm saja, tapi kemudian suami berpikir, mengapa tidak di Västerås. Karena lebih dekat dari tempat tinggal kami. Lebih dekat artinya bisa hemat dua jam dibanding ke Stockholm.       
Biasalah, di saat  winter menyetir dua jam itu lumayan membosankan. Apalagi sebelumnya kami belum lama mengunjungi Stockholm. Pertimbangan yang lainnya toh kami belum pernah berlibur ke kota Västerås. Jadi biar sekalian tahu lah Västerås itu kotanya seperti apa. Gue pikir betul juga, apalagi gue jadi bisa menambah refrensi perjalanan gue ke kota kota besar di Swedia. 
 

Akhirnya jadilah kami mengunjungi Västerås. Kota yang bisa dikatakan sebagai kota yang lumayan besar. Walaupun besarnya tidak termasuk di tiga kota terbesar di Swedia. Namun berdasarkan sejarah, Västerås pernah menduduki kota kedua terbesar di Swedia, tepatnya di abad ke 11.  Namun seiring perkembangan waktu posisi tersebut tergesar oleh kota lainnya. Tiga kota terbesar di Swedia saat ini di duduki oleh Stockholm, Gothenburg dan Malmo.
Västerås merupakan kota yang terdapat di propinsi Väsmanland. Kota yang berada dikawasan danau Malären. Västerås awalnya bernama Västra Aros, dan merupakan salah satu kota tertua di Swedia dan Eropa Utara. Namun gue sedikit surprise ketika pertama sekali tiba di kota ini. Predikat kota tua itu ternyata sudah tergeser dengan bangunan bangunan modern yang mendominasi kota Västerås. Hanya segelintir bangunan tua yang tertinggal. Seperti bangunan tua yang mirip dengan rumah rumah yang berada di kawasan Den Gamle By Arhus Denmark dan beberapa bangunan di kawasan alun alun kota (Stor Torget) Västerås.
 

Västerås juga merupakan kota kelahiran produk retail ternama H&M. Dikota inilah gerai pertama H&M dibuka pada tahun 1947. Bahkan salah satu gedung pusat distribusi terbesar ICA AB selaku retail market terbesar di Swedia juga berlokasi di kota ini.
 
Menjelang sore tepatnya tanggal 14 Januari 2016, kami tiba di Väterås. Dan seperti biasa Hotel Scandic menjadi pilihan menginap kami. Kami memilih beristirahat sebentar di kamar hotel.
Tak lama perut mulai lapar. Kami memutuskan untuk mengisi perut sebelum acara konser. Tadinya sih gue ga mau ribet. Makan malam di restoran hotel saja. Lebih gampang dan ga perlu nyari nyari restoran lagi.


SCANDIC
Tapi berbeda dengan suami gue. Namanya jalan jalan, masa lingkungan hotel saja yang dilihat. Padahal di luar hotel masih banyak tempat yang bisa dilihat. Apalagi karena sering menginap di hotel Scandic sedikit banyak dia bisa membayangkan jenis makanannya itu lagi dan itu lagi.
Akhirnya kami pun sepakat dinner di sebuah restoran seafood. Tapi bukan restoran asia. Seafood bule ceritanya. Kami mendapat rekomen dari pihak hotel tentang restoran ini. Namanya KAJPLATS9. Sesuai namanya, restoran ini berada tepat di depan dermaga pelabuhan kota Västerås. Jadi tak heran kami melihat banyak kapal kapal pribadi bertengger di dermaga ini.
 



Barisan cahaya api lilin di depan restoran langsung menyambut kedatangan kami.  Dari luar bentuk restoran ini sangat apik. Namun begitu masuk ke dalam agak kaget, karena seperti memasuki restoran China Food di Tanah Air, ketemu dapurnya langsung! Dapur yang di dominasi marmer putih kotak kotak kecil gitu. Tau kan?  Bedanya tidak ada kuali hitam plus asap yang mengepul dimana mana. Atau suara tang ting tung sendok goreng yang menyentuh kuali. Layaknya restoran China Food di Indonesia. Hihihihi.


Tak lama kami disapa oleh pelayan restoran yang sebelumnya sudah berbicara dengan suami melalui telepon. Kami pun dibawa ke ruangan yang suasananya bertolak belakang dengan ruangan di pintu masuk tadi. Suasana restoran dengan design interior yang modern. Terlihat dari sofa, kursi, lampu hingga dekorasi dindingnya.
Dan tanpa menunggu lama, sesuai tujuan di awal, lobster adalah pilihan kami untuk makan malam kali ini. 
Lobster di restoran ini gue ancungin jempol. Enak! Jika gue bandingkan dengan lobster di restoran seafood Indonesia seperti Bandar Jakarta misalnya, masing masing punya keunggulan.
Bandar Jakarta sudah jelas kita bisa memilih langsung lobster yang akan dimasak. Aroma amisnya bahkan masih tertinggal. Tapi malah itu yang buat asoi kan. Penyajiannya pun masih dalam kondisi panas.



Nah, berbeda dengan versi bule Swedia, lobster sepertinya sudah diolah terlebih dahulu, amisnya hilang. Tapi tidak mengurangi rasa manis dan kesegaran daging lobster. Penyajiannya juga sudah tidak panas lagi. Sedikit hangat dan bagian dalamnya sudah lebih dingin. Gue ga tau prosesnya seperti apa. Tapi yang jelas lobster mereka enak banget. Apalagi dicampur saos mayones. Enak!
Jika  ditanya  lobster dari restoran mana dari kedua restoran ini yang lebih enak? Gue menjawab restoran KAJPALTS9.  Rasanya manis, segar dan legit. Pokoknya enak deh!
Satu porsi Lobster di restoran ini per orang dikenakan sekitar 400 kr.
Gue Rekomen banget restoran ini. Pelayanan, kualitas makanan dan suasana restoran bagus!
Apalagi di saat summer gue bisa membayangkan suasananya jauh lebih indah karena langsung menghadap  danau.

Tak pakai lama lama, lobsters ludes. Dan kami pun langsung menuju gedung Västerås Konser. Untuk cerita mengenai pertunjukan Musik klasik di Gedung Västerås Konser, lengkapnya kamu bisa baca di tulisan gue sebelumnya MY DREAM COME TRUE   
 
Keesokan paginya setelah sarapan, kami bersiap siap untuk check out. Rencananya kami akan mengitari kota Västerås di sela waktu yang tidak begitu banyak. Walaupun waktu itu suhu di kota Vasteros sedikit drop, tidak menghalangi niat kami untuk mengitari kota ini. Intinya kami berjalan semampu kami saja, tidak pakai target harus melihat ini dan itu. Jika mulai kedinginan tinggal masuk aja ke cafe, toko atau mall. Gampang kan!
 
Kami berjalan dengan modal map di tangan. Mobil kami parkir di salah satu parkiran Mall bernama Punkt. 
Pertama gue tertarik untuk mengambil foto sebuah gedung pencakar langit yang konon menjadi salah satu landmark kota ini. Namanya SKRAPAN. Letaknya tidak jauh dari Västerås Konserthus. Dan sepertinya gedung ini akan terlihat gampang dari berbagai sudut kota Västerås. Jadi tidak susah menemukannya.


SKRAPAN
Skrapan merupakan gedung pencakar langit yang sepertinya menjadi kebanggaan kota Västerås. Mulai dibangun pada tahun 1988 dan selesai di tahun 1990. Dengan tinggi kurang lebih 81 meter,  gedung ini masuk dalam kategori tiga gedung tertinggi di Swedia. Di bagian paling puncak gedung terdapat Skybar, sebuah restoran dan bar dengan view  menghadap ke danau Malären. Tapi sepertinya kurang tepat dikunjungi di saat winter. Danau Malären lebih terlihat indah dikala summer.  
Karena waktu mengitari kota Västerås tidak terlalu banyak,  gue memutuskan untuk lebih fokus mengambil dokumentasi foto kota ini. Apalagi waktu itu suhu mencapai minus 20. Dinginnya  lumayan menusuk tulang. Bayangkan saja sisa air bekas keramas di rambut gue nyaris membeku.  Jika sudah begini harus cepat cepat mencari tempat yang bisa dimasuki. Dan pilihan yang paling tepat adalah cafe.  Sebuah cafe bernama Öhrmans menjadi pilihan kami. Terletak di kawasan STOR TORGET atau alun alun kota Västerås. Segelas teh hangat dan sepotong Smoothie Rapsberry Cake lumayan membuat tubuh gue normal kembali. Helai rambut gue pun kembali halus. Hihihi.


Dari dinding kaca cafe Öhrmans kami bisa melihat gedung Stadshotel dan menara gereja Västerås Cathedral yang menjadi salah satu tujuan wisata di kota ini.
Kami pun keluar dari hangatnya ruangan di dalam cafe dan kembali mendinginkan badan di suhu yang saat itu perlahan lahan naik. Lumayan...


GEDUNG STADSHOTEL
MASIH DIKAWASAN STOR TORGET
Di depan gedung Stadshotel, terlihat jejeran sepeda yang diparkir dalam jumlah yang lumayan banyak. Kawasan ini memang  terlihat sering dilewati oleh pengendara sepeda. Bahkan tidak jauh dari parkiran sepeda terlihat barisan patung orang yang sedang mengendarai sepeda. Konon patung bersepeda ini dibuat oleh pematung Swedia bernama BG Brostrom. Patung yang dikenal dengan sebutan ASEA Stream. ASEA adalah sebuah perusahaan besar yang memproduksi peralatan mesin listrik dan sudah memiliki cabang perusahaan di berbagai negara. Total pegawainya hampir mencapai 140 ribu orang di seluruh dunia. ASEA Stream  menggambarkan  tentang pegawai ASEA di masa lalu yang sebagian besar  selalu menggunakan sepeda jika berangkat dan pulang kerja.
Kantor pusat ASEA berada di Kota Västerås yang sekaligus menjadi kota asal perusahaan ini.
 

PATUNG SEPEDA ASEA STREAM


Hanya beberapa meter dari patung ASEA Stream, masih dikawasan Stor Torget, kami menuju  VASTERAS CATHEDRAL. Gereja yang menjadi salah satu Landmark wisata kota Västerås.
Västerås Cathedral selesai dibangun pada tanggal 16 Agustus 1271. Gereja yang masuk dalam peringkat tiga besar gereja terbesar di Swedia. Memiliki panjang gedung sekitar 93,2 meter, tinggi  sekitar 13-15 meter dan tinggi tower sekitar 91.8 meter. Tower gereja memiliki 4 lonceng besar dengan lonceng terbesar seberat 4 ton. Gilak!



SUKA LIHAT LORONG GEREJA INI
Vasteros katedral merupakan Main Church atau  Pusat Gereja untuk semua gereja Luthern di Propinsi Västmanland dan Dalarna, Swedia. 
Ruangan di dalam Västerås Cathedral lumayan membuat gue ternganga. Besar!
Secara keseluruhan bentuk dan designnya hampir sama dengan gereja gereja di Swedia pada umumnya.  Memiliki permukaan atap gereja yang cenderung membentuk beberapa lengkungan. Ruangan gereja ini jauh dari warna warna yang cerah. Cenderung memakai warna asli bahan bangunannya. Seperti tidak dicat. Arsitek bangunannya terlihat sangat kokoh. Apalagi jika melihat  barisan pilar yang berdiri ditengah ruangan dengan ukuran yang sangat besar. 

 

PILAR GEREJA YANG BESAR

 
Konon gereja ini juga memiliki alat musik organ yang sangat besar yang terhubung dengan pipa pipa besi yang berdiri tegak di sudut kiri atas pintu masuk gereja. Dan gue lumayan surprise ketika alunan musik organ memainkan lagu "Coldplay" berjudul "Paradise". Suara musiknya mampu bergema dengan sangat nyaring ke seluruh ruangan gereja.
Kebetulan pukul duabelas siang gereja mengadakan kegiatan berdoa bersama dengan pendeta. Kami pun berniat mengikutinya. Cuma ada lima orang yang mengikuti kegiatan ini. Serasa tak seimbang dengan luas gereja yang mampu menampung seribu lebih jemaat di dalamnya.
 
Tempat lain yang lumayan menarik perhatian gue adalah sebuah toko besar dijalan Köpmansgatan. Sebuah toko yang tidak ada di Mora. NATURKOMPANIET!
Tujuannya selain cuci mata sekalian mencari kehangatan ruangan. Hahahahha.
Natur Kompaniet merupakan toko yang berisi barang barang yang di klaim sebagai produk organik dan ramah lingkungan. Berbagai jaket, tas, kauskaki, topi, gelas minuman sampai boneka mainan ada disini.



Di dalam toko ini hampir di dominasi merek peralatan outdoor yang sudah dikenal di Scandinavia dan Eropa. Retail yang sudah berdiri sejak tahun 1960, dengan label Fjäll Räven. Merek asal Swedia ini memang dikenal sebagai merek peralatan outdoor yang sudah diakui kualitasnya.  Harganya juga lumayan membuat sakit kepala. Untuk satu hatbanie yang terlihat sangat sederhana, bisa dihargai hampir 1000 kr! dan paling murah sekitar 300 kr.
Sedangkan untuk perlengkapan seperti Jaket bisa mencapai  4000 kr sampai 5000 kr.
Namun gue pribadi mengakui bahan, warna sampai model barang barangnya. Apalagi ransel dan bodybagnya. Simpel, klasik dan kuat. Dan satu bodybag Fjäll Räven pun berhasil dibawa pulang. Makasih Paksu!!  Katanya hitung hitung hadiah ultah gue di bulan february nanti.
 

Kembali mengitari apa yang bisa dilihat. Kali ini mencoba melihat isi gedung shopping Mall bernama PUNKT. Sebenarnya mall ini uda gue lewatin sebelumnya, karena mobil kami parkir di gedung mall ini. Lokasinya masih dekat dengan Skrapan.
Muter muter lihat isinya. Bosen! Dalamnya gitu lagi dan gitu lagi. Entah mengapa gue lebih suka mengunjungi toko demi toko daripada Mall. Mall disini kurang asik menurut gue. Dalamnya biasa ajalah. Masih lebih asik mall di Jakarta. Harganya juga lebih murah! Hahahaha.




Ga lama disini. Cuma singgah ke Espresso membeli Muffin. Dan lanjut melihat keju spesial kesukaan suami di sebuah toko bernama OST Chark & Deli. Masih berada di dalam mall, letaknya tak jauh dari pintu masuk mall. Toko yang khusus menjual keju pilihan dengan kualitas yang sedikit lebih baiklah ceritanya dari keju yang ada di supermarket biasa. Begitu kata si pak suami. Keju yang proses pembuatannya lebih lama bisa sampai setahun lebih. Disimpan di dalam suhu ruangan yang benar benar sempurna. Katanya keju di toko ini  ada yang berumur sampai dua tahun. Harganya juga bisa tiga kali lipat dari keju di supermarket biasa. Gue sebenarnya pencinta keju banget sih ga. Apalagi jika kejunya dimakan gitu aja (kebiasaan suami). Sedikit geli gue.


Bagi gue keju itu enak jika diolah dengan bahan makanan lain.  Seperti cake, roti atau  atau dengan kata lain makanan dari olahan keju atau mengandung keju. Kira kira gitu deh.    

Dan sampailah waktunya kami harus makan siang. Perut sudah mulai lapar. Dan seperti biasa jika berkunjung ke kota besar gue harus merasakan makanan china food. Searching di Google, yang muncul cuma tiga restoran. Satu bernama Hot Spicy, Asia House dan restoran Sushi. Dari ketiga restoran ini gue sepertinya tertarik dengan Asia House. Dengan perkiraan ada China food nya.
Kemudian pasang maps di mobile phone. Maksudnya supaya lebih gampang nyarinya karena memang kami sama sekali belum tau tentang jalanan di kota ini. Dan entah mengapa maps di Hand Phone gue error mulu. Ga seperti biasanya. Langsung deh bete. Mana uda makin lapar.
Akhirnya nanya orang yang lewat dan beliau cuma tahu  restoran Thailand Hot Spicy. Ahhh malas banget. Gue lagi ga doyan Thai food. Ga banyak variasinya. Bosen! Di kota dekat rumah juga gampang nyari Thai Food.
Tapi karena sudah lapar dan ga tahu  harus nyari dimana (apalagi gue paling malas deh kalau harus nyari nyari lagi),  mau ga mau jadinya ke restoran Spicy Hot.
Info yang kami dapat, lokasinya  tidak terlalu jauh dari Mall Punkt. Sambil berjalan gue melihat beberapa restoran sushi. Gue tidak begitu tertarik dengan jenis makanan sushi. Sebelas duabelas dengan suami gue. 
Udah dong, sambil memasang penglihatan kebeberapa gedung, kami mencari restoran dengan berjalan menyusuri jalanan yang masih berasa dingin. Dari jauh sudah terlihat tulisan Spicy Hot . Dan entah mengapa gue jadi lebih bersemangat. Serasa lupa kalau tadi gue bilang ke suami ga tertarik dengan restoran ini.  Mungkin karena perut gue sudah mulai lapar banget.
Dan semakin mendekat kok kayanya ada yang aneh. Restorannya kosong? Medekat lagi......dan ternyata oh ternyata untuk sementara restoran di tutup karena sedang ada renovasi. Arrrgggg!
Pengen teriak deh. Gimana dong. Mulai deh makin bete. Ga jelas mau nyalahin siapa. Sambil berjalan dengan putus asa ga tahu tujuannya kemana. Karena memang ga tahu sama sekali restoran yang lain.
Di tengah kegalauan itulah, belum jauh melangkah dari restoran Spicy Hot, gue melihat ke sebelah kanan gue...Ehhhh itu apa? Sebuah gedung dengan tulisan Choy Garden. Dengan huruf berwarna merah menyala. Tapi yang membuat gue tertarik bukan tulisan itu, tapi huruf mandarin di sampingnya dengan ukuran yang besar dan juga berwarna merah menyala. Ahaaaa!!!
Itu dia restoran yang aku cari! Restoran China Food!
Gue ga peduli lagi dengan nama Choy Garden itu. Ga mikir itu toko garden atau apalah. Modal gue cuma huruf mandarinnya saja. Yang gue tahu, cuma restoran china food yang memakai huruf mandarin di Swedia. Kira kira begitulah menurut pemikiran gue saat itu. Hahahaha
Gue berjalan cepat dan  melihat dari kaca luar orang orang yang sedang duduk manis melahap makanan. Benar kan! Restoran China Food! Uhuiiii!


MAKANAN YANG PENUH CERITA ...hehehehe
Rasanya seperti mimpi deh. Apalagi begitu mencium aroma di dalam ruangan restoran. Makin lapar.
Gila ya, kadang gue berpikir Tuhan baik banget sama gue. Tadinya gue uda pasrah  ga bakal nemu restoran china food lagi. Mau makan apa aja terserahlah. Boro boro China Food, Thai Food aja ga ada. Eh..ini malah nemu restoran china food yang sesuai dengan keinginan gue. Makanannya lengkap banget lagi. Ada udang goreng, ada mie goreng, ada cumi goreng. Banyaklah!
Dan sangkin kalapnya, gue memilih meja yang posisinya pas di samping barisan meja buffet. Sampai suami gue bilang "Kok disini sih, mejanya kecil banget" Dan dengan cepat gue menjawab biar cepat ambil makanannya!
Gue memang suka gitu, suka kalap kalau lagi lapar dan ada makanan kesukaan di depan mata. Apalagi ini ga pakai masak sendiri, tinggal ambil. Dan tanpa menunggu lama, semua makanan sudah masuk keperut gue. Kenyang? iyaaaaaa!!
Mari kita pulang bang!!! Hahahahhaha

Oh ya, Choy Garden terletak di Smedjegatan 2, Västerås. Letaknya tidak begitu jauh dari restoran Hot Spicy. Gue heran juga kenapa pas searching di google nama restoran ini tidak muncul. Gue rekomen restoran ini. Bersih dan nyaman. Makanannya enak. Dan harganya juga lumayan murah. Ga sampai 80 kr kalau ga salah per orang untuk makanan buffet. Uda bisa makan puas! hihihi.

Namun sebelum kami menuju perjalanan pulang ke rumah, kami singgah ke kawasan perbelanjaan yang paling terkenal di Västerås. Apalagi kalau bukan Erikslund Shopping Center. Sebuah kawasan perbelanjaan terbesar di Västerås yang terdiri dari Mall, IKEA, City Gross Supermarket dan Park Retail.  Gedung Mall terdiri dari 80 Store diantaranya H&M, Kappahl, Indiska, Bikbok, Esprit, Lindex, Cubus, Dressmann, dan masih banyak lagi. Gedung Mall ini terhubung dengan gedung IKEA. Bahkan di mall ini gue melihat H&M Home yang menjual produk keperluan rumah dengan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan produk IKEA. 




H&M HOME
Sedangkan untuk pusat perbelanjaan seperti ICA, JYSK, ÖB, dan sejenisnya terletak terpisah dari gedung mall di atas. Tapi masih berada dikawasan Erikslund Shopping Center. Kawasan yang sangat besar dan luas. Belanja untuk segala kebutuhan ada dikawasan ini. Mulai dari Fashion, peralatan mesin, Listrik, Garden, Bahan makanan, sampai bahan bangunan. Cuma memang jarak antara gedung retail yang satu ke gedung yang lain  lumayan jauh, jadi tidak cukup dengan berjalan kaki. Sebelumnya Erikslund Shopping Center merupakan Mall terbesar di Swedia, sampai akhirnya posisi itu diambil alih oleh Mall of Scandinavia sejak resmi dibuka pada tahun 2015.


Västerås, kota yang tadinya tidak mencuri perhatian gue, ternyata merupakan salah satu kota yang memiliki cerita sejarah dalam perkembangan ekonomi di Swedia. Kota yang tidak bisa kami kelilingi secara keseluruhan mengingat keterbatasan waktu yang kami miliki. Kota yang disaat malam hari ramai dengan  hiasan kerlap kerlip lampu.  Kota dimana pertama sekali gue bisa menyaksikan pertunjukan musik klasik kesukaan gue. 
Kami bisa membayangkan,  ketika musim panas (summer) pemandangan kota ini akan lebih indah dengan view danau Malären yang menjadi kebanggaan kota ini.
Someday, we must visit this city in summer ! Begitu kata suami gue.
Västerås, suatu saat kami akan datang lagi!!







Note : Semua foto di didalam tulisan ini merupakan dokumentasi asli ajheris, tidak diperkenankan menggunakan foto foto tersebut tanpa persetujuan penulis.