Kamis, 17 Desember 2015

TOMTELAND


BERKUNJUNG KE DUNIA TOMTE/SANTA

Hai, ketemu lagi di jendela menulis ajheris. Kali ini gue mau bercerita tentang Tomteland. Pernah dengar kata Tomte? Bagi sebagian besar orang kita mungkin belum familiar banget kali ya. Tomte dalam Svenska atau bahasa Swedia artinya Santa Claus. Tokoh yang konon berasal dari cerita rakyat Eropa bernama Nikolas, berkebangsaan Yunani yang tinggal di Myra, Lycia. Diceritakan Nikolas adalah seorang uskup yang suka memberi hadiah kepada orang orang miskin. Dan sampai akhirnya tokoh ini dikenal sebagi Santa Claus atau di beberapa negara disebut juga dengan Santo Nikolas. Tokoh yang menjadi bagian penting dalam tradisi natal di dunia barat, Amerika Latin, Jepang dan Asia Timur.
 
Beli tiket disini

Tomteland adalah kawasan Theme Park yang berada di sebuah Desa bernama GESUNDA, SOLLERON, tak jauh dari Kota Mora, Dalarna, Swedia. Tomteland berada di kawasan yang sangat unik, dibangun tepat di tengah hutan yang jauh dari keramaian kota. Jangan pernah membayangkan Tomteland seperti tempat hiburan yang sarat dengan kemewahan, gemerlap lampu lampu seperti di kota kota besar atau di mall elit Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia. Tomteland di tata sedemikian rupa dengan kesederhanaan layaknya kehidupan di desa. Lampu lampu yang ada di kawasan ini pun dibuat seadanya, dalam arti jika dibandingkan dengan luas kawasan ini, jumlah lampunya itu ya ga terlalu banyak. Lalu apanya donk yang menarik? Sangat sulit menjelaskannya, tapi yang pasti ketika kamu berada di sebuah tempat dimana kamu merasa benar benar terbawa di dalam suatu cerita yang selama ini cuma kamu baca di buku, majalah atau kamu lihat di film dan kartun, maka Tomteland memberikan sentuhan yang nyata. Kita merasa berada langsung dalam cerita dongeng itu!.
 
Rumah Santa /Tomte

Salah satu View alam di Tomteland
Bagaimana tidak, kalau dipikir sih Christmas itu kebanyakan identik dengan kehidupan alam dan pedesaan, lihat saja kalender, lukisan di kartu natal, cerita natal di film kartun, bahkan ucapan selamat natal di beberapa retail besar di Swedia pun kebanyakan berlatar belakang gambar alam pedesaan dengan bentuk rumah kayu jaman dulu, jejeran pohon pinus dan tumpukan salju di danau sampai gambar kereta kuda. Apalagi masyarakat Swedia menggambarkan sosok Tomte adalah seorang manusia berukuran kerdil, memiliki rumah yang dekat dengan hutan dan selalu memakai pakaian berwarna abu abu kumal. Tomte dikenal sebagai seorang yang sangat peduli dengan lingkungan orang orang yang hidup di sekitarnya. Memeriksa pintu pintu  rumah penduduk di malam hari apakah sudah dikunci, apakah tempat perapian dalam kondisi aman, apakah sapi sapi dikandang tidak diganggu Rubah. Jadi bukan sosok santa yang suka membagi bagikan kado. Konon pula atas kebaikan dan perhatian sang Tomte, penduduk desa suka meletakan bubur di teras rumah agar Tomte memiliki makanan. Gambaran tentang sosok Tomte ini di tulis oleh seorang penyair terkenal yang berasal dari Swedia bernama VIKTOR RYDBERGS. Kebetulan suami gue masih punya koleksi buku beliau. Dari sinilah masyarakat Swedia akhirnya memiliki gambaran sosok Tomte itu seperti apa. Suami gue sendiri bercerita, ketika masih anak anak dirinya pernah merasakan bagaimana dia mempercayai Tomte akan datang di suatu hari dan memakan bubur yang dia letakin di teras rumah. Dan dengan iseng gue bertanya, " Buburnya diambil Tomte ga? Dia cuma jawab "ahh paling dimakan Fox ".  Kocak!!
 
 
Sepertinya sedikit banyak Tomteland memiliki kemiripian dengan latar belakang kehidupan Tomte di atas. Inilah yang ingin mereka perlihatkan ke pengunjung. Sentuhan dunia Tomte yang sebenarnya.  Mungkin ketika kita melihat sosok Tomte dalam dekorasi natal di kota besar, dengan lampu lampu yang gemerlap, sudah pasti mata kita langsung takjub dan mulutpun langsung berucap "wowww cantik banget!". Dan biasanya langsung deh foto foto. Tapi ya gitu aja.
Tapi tidak dengan Tomteland, bagi gue pribadi berada di tempat ini tidak hanya sekedar bilang "wah cantik dan nyaman banget ini tempat!". Tapi lebih daripada itu, tidak hanya sebatas penglihatan mata dan ucapan wow saja, tapi Sense of Christmas di tempat ini juga ngena banget. Feelnya dapet! Mungkin karena semuanya nyaris alami. Kostum yang dipakai orang orang yang bertugas di Tomteland juga suka banget lihatnya. Lucu lucu!

Seperti foto dibawah ini, gue melihat si nenek pas kita menuju  jalan pulang, dan nanya ke suami, ehhh itu kostum dia lucu deh, topinya aku suka, bisa foto ga, itu apanya Tomte ya, gue nanya gitu. Ehhh suami gue cuma bilang "ahhh paling dia jawab : Jag är Tomte Mor !" Aku mamanya si Tomte!! Hahahahaha, kalau dia uda cape motoin gue pasti gitu deh. Suka sableng.
 
Berkunjung ke Tomteland rasanya tidak hanya sekedar melihat dunia Santa yang identik dengan acara bagi bagi kado, tapi juga seperti melakukan adventure ringan di tengah alam terbuka yang sangat natural dan segar. Sarat dengan kehidupan alam pedesaan jaman dahulu kala. Tomte akan memanjakan kamu dengan aroma hutan pinus yang berwarna hijau segar, danau yang memiliki aliran air terjun kecil yang mampu membuat kita rilex ketika mendengar suara airnya, cahaya api yang berasal dari wadah kecil yang diletakin di sebagian jalan dan batu batu yang terdapat di pinggir danau sampai dengan keranjang api unggun yang cukup diihat sajapun sudah serasa memberi aliran hangat ke badan. Ya ampun suka banget lihatnya, kebayang kan kalau suasana dingin trus melihat api plus aroma asapnya. Wanginya itu loh ....... hmmm!!!!
 
Pertama kita melewati jalanan ini.
Tak hanya itu, Tomteland juga menyajikan suasana mistery dengan menempatkan beberapa rumah Trolls, si manusia kecil yang dipercaya memiliki wajah dengan hidung memanjang. Ada juga rumah Tomte yang berisi kado kado natal dengan segala aktifitas Tomte dan beberapa titik area yang dikonsep seperti kawasan negeri dongeng yang alami, kuda kuda yang siap membawa pengunjung mengitari kawasan Tomteland dengan hiasan kulit berbulu di setiap bangkunya, acara Theater Alam yang bisa kita lihat secara langsung di alam terbuka, tokoh tokoh santa dengan pakaian khas berwarna merah, toko souvenir serta cafe dan restoran yang bernuansa natal. Nah, percaya atau tidak, pertama kali waktu berkunjung ke Tomteland, begitu gue memasuki kawasan  ini,   gue melihat sebuah lorong jalan dengan rimbunan pohon pinus di kiri kanan jalan, hati gue uda langsung bisa membayangkan, berimajinasi dan berkata dalam hati "ulalaalalala, pasti deh didalamnya tar kaya gini, kaya gitu...bla bla bla...! Dan its happening. Pas banget dengan apa yang gue bayangin. Beneran ada! Pokoknya keren deh!!!

Rumah Kayu Tua yang cendrung sudah lapuk tapi keren banget Vintage nya !!
 
Setelah membeli tiket, pemandangan yang pertama kali menyambut gue adalah sebuah rumah mungil dari kayu yang terkesan sudah lapuk banget tapi keren! dan didalamnya terdapat beberapa patung santa, yessss langsung deh berdiri di depannya dan bilang ama suami kesayangan untuk foto foto. Hahahahha.
Tak jauh dari sini, telinga gue sudah mendengar alunan suara yang lumayan membuat merinding, berasal dari  area disekitar  rumah berukuran kecil dengan konsep model Harry Potter gitu. Mysteri banget. Cuma kita ga bisa masuk kedalam. Rumah ini merupakan sebuah pabrik kecil yang konon dapat menghasilkan bahan besi yang nantinya di gunakan TOMTE untuk berbagai kebutuhan, termasuk kado kado natal dari bahan besi. Jika kita  mengintip dari lubang kunci rumah ini akan terlihat semacam lorong batu pertambangan tua gitu deh.
 
Konon dari rumah inilah ceritanya sang Tomte memproduksi bahan besi dari tanah




Di depan Rumah Trolls
Kalau mau merasakan rumah dengan suasana seperti di film horor atau sejenis film Harry Potter gitu misalnya, jangan sampai melewatkan dua bangunan rumah dengan atap berbentuk kerucut. Kaya rumah liliput gitu, tapi versi horor. Konon ini juga merupakan rumah si manusia Trolls. Dalamnya? Wah... serasa berada di kehidupan alam lain. Hihihi.
Suasananya remang remang dengan simbol laba laba besar di setiap dinding, warna kayu dan lantainya sudah kusam, memiliki tangga yang jika diinjak mengeluarkan bunyi derik, peralatan dapur yang super tua dan sebuah ruangan berisi api yang menyala dalam sebuah tungku batu tua. Dari luar sekilas seperti rumah sang penyihir antagonis dalam cerita dongeng. Hahahahhaaha.
Gue ga pinter jelasinnya, pokoknya suasana mysteri berasa banget di rumah ini. Ini yang gue bilang tadi, berada disini serasa menjadi pelakon di cerita film dan dongeng yang pernah gue lihat di film dan majalah anak anak dolo. 
 




Dalamnya berkonsep horor kata gue...hihihi

foto pertama kali ke Tomteland, bajunya beda kan...hihihi
 
Tak jauh dari rumah horor ini, kita bisa mengunjungi Rumah Tomte atau rumah santa. Dari suasana horor kita beralih ke suasana Christmas beneran. Mulai dari bangunan rumah yang memiliki model dan warna pintu yang khas sampai kepada sosok seorang Tomte ganteng yang berdiri pas di depan pintu.
 
Ngantri di depan Rumah Santa/Tomte


Tomte ini berdiri bukanlah hendak membagikan kado, tapi bertugas untuk mempersilahkan pengunjung yang mengantri lumayan panjang untuk bisa masuk kedalam rumah Tomte. Istilahnya dia ngecek dolo, pengunjung di dalam sudah keluar apa belum dari bagian belakang rumah, baru deh tar dia mempersilahkan kita masuk. Banyak pengunjung yang berfoto dengan si Tomte sebelum masuk ke dalam, tak terkecuali gue...hohoho.
 

Begitu berada di rumah tomte, pemandangan pertama yang gue lihat adalah penuhnya orang di rumah ini. Dan sebagian besar sibuk menulis kartu Wish List yang tersedia di meja. Mulai dari anak anak sampai dewasa juga. Yang dewasa nulis buat anaknya apa buat diri sendiri ga tau juga, atau buat seru seruan aja, Gue sih ga perlu lah ya, kalau mau hadiah tinggal minta si om gendut gue aja. Dia Tomte  paling ok lah. hahhahahah
Ok lanjut!!
 
Kartu Wish List
 
Pemandangan lainnya adalah sabarnya para orang tua mengantri menemani anaknya untuk bisa berfoto dengan sosok Tomte atau Santa yang duduk manis di sebuah kursi. Sebelum berfoto, terlebih dahulu Tomte   membacakan nama dan alamat si anak, yang tertera di kartu Wish List yang diserahkan ke Tomte. Seru sih melihat anak anak ini sangat antusias, terlihat dari tatapan penuh harapan ke Tomte supaya Wish List mereka dipenuhi. Bahkan tidak hanya anak anak saja, terlihat sekelompok ibu ibu hebring dari negara Rusia dan Latin sepertinya, yang lebih heboh dari anak anak ini. Mereka juga manusia, rindu dengan nostalgia dimasa kecil, jadi jangan malu malu, foto foto dong cinnnn pastinya.  Sambil nyengir.
 
Tempat tidur Tomte ...Lucu ya

Disini kita juga bisa melihat kamar tidur Tomte yang dilengkapi tempat tidur model tua dan Bedcover warna warni, cantik!!.
Keseruan yang lain di Rumah Tomte adalah ruangan berisi hiasan pohon natal dan tumpukan kado dalam jumlah yang banyak. Ceritanya Tomte bekerja sampai larut malam menyiapkan kado kado ini untuk dibagi bagikan kepada anak anak ketika natal tiba. Rasanya jiwa anak anak gue kembali muncul melihat susunan kado ini. Seru!
 
Ruangan berisi kado 

Di ruangan ini juga tersedia sebuah buku besar dan tebal, yang menyimpan daftar nama nama anak yang baik. Rata rata anak kecil yang berkunjung ke Tomteland akan dengan senang hati mengisi daftar buku ini.  Mereka percaya, anak yang baik akan mendapat hadiah natal nantinya dari Tomte. Gue aja yang sudah nyaris ubanan gini masih terbawa perasaan bagaimana enaknya di posisi mereka dengan segala khayalan akan menerima kado dari seorang santa pastilah menyenangkan. Wong bentuk kado kado diruangan ini memang lumayan menggoda. Jadi wajar aja anak anak ini begitu antusias menulis buku besar itu. Gue sangat suka melihat tingkah laku mereka. Masa kanak kanak memang masa yang paling menyenangkan. Buku tamu yang sebagian besar ditulis oleh anak anak ini sejak Tomteland berdiri masih tersimpan rapi di rumah Tomte.
 
Buku Tamu yang masih tersimpan rapi

Dari sini kita lanjut ke sebuah bangunan paling besar dikawasan Tomteland. Sebuah bangunan Rumah kayu yang didalamnya terdapat restoran dan Toko souvenir. Wahhhhh... kalap tra la la gue disini. Konsep dekorasi natalnya juga suka banget.
 
Add caption

Salah satu sudut Toko Souvenir di Tomteland

Restoran di Tomteland
 
 
Mungkin karena rumah kayu kali ya, jadi enak aja dilihatnya. Pernak pernik santanya juga banyak banget. Mayoritas pernak pernik berwarna merah. Mulai dari santa berukuran mungil sampai yang besar.

SUKA!!!
 
 
Ada juga toko yang menjual permen natal, atau permen khas eropa secara keseluruhan. Terutama permen gulali. Suami gue jangan ditanya, dia doyan permen. Ga pake lama dia langsung beli, kalau gue sibuk melototi pernak pernak natal yang lucu lucu.

permen Kola
Konsep toko ini juga dibuat seperti toko tradisional dengan pelayan yang menggunakan pakaian tradisional ala ala santa. Seru aja lihatnya.
 
 
 
 
 
Jika pengen duduk santai atau ngopi, Tomteland juga memiliki sebuah cafe kozy. Lokasi cafe berada lebih tinggi dari tempat yang lain. Dari sini kita bisa melihat keindahan landscape Tomteland yang dikelilingi hutan pinus dan view danau di dekat cafe.
 
 

Depan Cafe 

 
 
CAFE
Jika ingin melihat lebih jelas lagi secara dekat lingkungan kawasan Tomteland, kita juga bisa mengitari Tomteland dengan menaiki kereta kuda, Cobalah menikamati alam kawasan ini. Naik kuda di tengah hutan dengan suhu yang lumayan ekstrim memiliki keasikan tersendiri. Melihat pemandangan alam sambil berbicara di atas kereta kuda dengan mulut mengeluarkan asap dingin, serasa lagi acting disebuah film Christmas. Hihihihi...apaan coba makin ngigau deh ngomongnya!

Kereta Kuda
Harga tiket per orang dikenakan 220 kr atau sekitar 362 ribu rupiah untuk kurs IDR saat itu. Tiket ini tidak termasuk naik kereta kuda, ada extra bayaran lagi sebesar 50 kr. Sepertinya Tomteland tidak hanya menerima pengunjung di bulan Desember saja, pertama sekali gue mengunjungi tempat ini dibulan januari 2014. Dan menurut suami gue sih sepanjang tahun mereka juga buka.
Sayang setiap kesini, saljunya ga da, paling kunjungan pertama kali itupun masih sedikit. Kalau ga kan lebih seru aja, viewnya pasti lebih keren. Tapi kamu bisa Search di om gul, foto foto Tomteland dengan latar belakang saljunya bikin mupeng.
 


Saran gue, jika berkunjung ke Tomteland di musim dingin, harus bener bener memperhatikan perlengkapan di badan. Karena suhu di tempat ini lumayan dingin dan bisa agak ekstrim juga. Tapi dont worry, selama pakaian winter kamu nyaman, ga masalah kok. Apalagi di beberapa titik kawasan ini disediakan api unggun di dalam keranjang besi gitu. Jadi sekali kali bisa hangatin tangan kamu dekat api. 
Tomteland I realy heart you!!!






Rumah TROLLS



  
 
See you in my next Story
 
 

Disetiap tulisan liburan gue, gue cuma mau bersyukur, Tuhan selalu mengabulkan mimpi mimpi gue di masa kecil, akan luasnya dunia yang pengen gue lihat.

Jumat, 04 Desember 2015

LIBURAN SUMMER KE DENMARK (Part 3)


Sebelumnya gue uda bercerita tentang LIBURAN SUMMER KE DENMARK  disini  dan  disini

Sekarang gue akan bercerita dibagian terakhir liburan gue ini.

A. NY CARLSBERG

Yang suka minuman bir pasti tau lah ya merek minuman satu ini.  Produk minuman bir terkenal yang berasal dari negara Denmark dengan kualitas terbaik dunia. Tak heran hampir di setiap restoran, cafe dan bar di Denmark menyediakan minuman bir Carlsberg.
Makanya, sayang rasanya sudah berada di Kopenhagen tak menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Museum nya.


Di depan Gapura NY CARLSBERG

Ny Carlsberg merupakan museum yang  didirikan oleh Carl Jacobsen yang tak lain adalah putra dari J.C. JACOBSEN, pemilik dan pendiri CARLSBERG COMPANY. Konon Carl Jacobsen mendirikan museum ini dari hasil keuntungan penjualan bir Carlsberg.
Ny Carlsberg sendiri memiliki beberapa bangunan utama, yang masing masing bangunan terdiri dari koleksi barang barang antik dan modern. Jadi tidak melulu hanya barang barang yang berhubungan dengan produk Carlsberg saja. Memasuki museum ini kita bisa mulai dari gedung yang berisi koleksi botol botol antik, termasuk juga botol minuman Carlsberg sendiri.
 

Sewaktu gue melihat ruangan yang penuh dengan botol botol metamorfosis sejarah penjualan bir Carlsberg, gue lumayan excited. Bagaimana ga, selama ini cuma bisa melihat botol Carlsberg di restoran dan cafe dengan warna dan design yang menarik. Namun sekarang gue bisa melihat langsung koleksi botol botol bahela Carlsberg mulai dari tahun  1847. Botol produksi pertama sekali. Dengan bentuk botol yang masih polos tanpa desain. Dan satu lagi, labelnya masih pakai tulisan tangan!
Dan rasanya lucu banget deh, bisa melihat bentuk iklan/reklame Carlsberg di jaman lampau.  Iklan nya masih dalam bentuk gambar yang dilukis. Belum memakai iklan dengan model/artis beneran gitu. Dan itu semua masih tersimpan rapi di museum ini. Iklan di jaman sebelum gue lahir. Keren!

Tahun 1847, penjualan bir Carlsberg masih berjumlah sekitar 1.050.000 botol pertahun. Dan tahun 1936 penjualannya meningkat mencapai 342.600.000 botol pertahun. Di tahun ini bentuk dan desain botol Carlsberg sudah lebih bervariasi. Hingga akhirnya Carlsberg mencapai kesuksesan usahanya sampai ke seluruh dunia.
Di ruangan ini Gue juga melihat patung J.C. JACOBSEN dan putranya CARL JACOBSEN, yang tak lain adalah pendiri dan pemilik perusahaan bir terkenal ini.


Botol Carlsberg pertama masih memakai tulisan tangan

Botol sudah lebih bervariasi modelnya (lihat iklan nya lucu ya) 
Kalau mau melihat peralatan  produksi bir Carlsberg di jaman jadul, boleh dibilang museum ini mampu memanjakan mata gue dengan peralatan produksi antik mereka. Wah, surprise banget deh ngelihat drum yang dulunya digunakan sebagai tempat menyimpan minuman bir, masih terjaga dan tersusun rapi di museum ini. Drum kayu yang sudah terlihat agak usang.
Bahkan ada satu ruangan yang boleh dibilang lumayan gelap, yang berisi tumpukan ragi. Ruangan dengan atmosfir kehidupan di jaman dahulu banget. Masih sangat tradisional.  Dan aroma di dalamnya juga ga enak banget deh.
Museum ini juga dilengkapi  dengan video yang berisi cuplikan rekaman pembuatan bir Carlsberg mulai dari alat sederhana sampai bisa menggunakan mesin canggih dan menjadi pabrik minuman besar dunia. Bagian ini gue paling suka nontonnya. Sempat berpikir, gila ya, dari perusahaan bir kecil sampai bisa mendunia, sungguh luar biasa!

 
Bapak dan anak
            FOUNDER CARLSBERG
Hal lain yang tak kalah menarik dari museum ini adalah beberapa bentuk angkutan mobil Carlsberg dari jaman ke jaman yang terpajang di beberapa tempat di museum ini. Modelnya lucu lucu. Suami gue yang lumayan ga suka di foto malah dengan kemauan sendiri meminta gue untuk memotonya di depan salah satu mobil Carlsberg ini. Katanya dulu  Carlsberg  memakai mobil ini di iklan TV.



Museum Carlsberg juga menyediakan Bar yang bisa di jadikan tempat untuk beristirahat setelah mengelilingi museum yang lumayan luas. Kamu bisa membeli bir carlsberg disini. Ada juga minuman soft drinknya. Jadi bagi yang tidak suka bir ada pilihan lain.
 

Kalau mau beli souvenir Carlsberg, tersedia juga Brand Store mereka. Harga? lumayan mahal. Untuk satu buah tshirt bisa dihargai sekitar 300 DKK atau sekitar 600 ribu rupiah saat itu.
Ny Carlsberg juga memiliki taman yang asri dan nyaman yang membuat pengunjung lumayan betah mengitari halaman museum ini. Tersedia juga  Shuttle Bus  bagi pengunjung untuk dapat digunakan sebagai  bus angkutan kembali ke pusat kota.

 


B. DEN BLÅ PLANET (THE BLUE PLANET AQUARIUM)

Tujuan terakhir kami di Kopenhagen adalah berkunjung ke sebuah bangunan aquarium bernama DEN BLÅ PLANET atau THE BLUE PLANET AQUARIUM. Seperti Seaworld  Ancol lah. Isinya ya gitu deh. Hampir semua jenis ikan di aquarium yang pernah gue lihat, baik di Seaworld Ancol, Singapur, Kuala Lumpur dan tak terkecuali dengan The Blue Planet Aquarium, jenis ikannya ga jauh beda. Gitu gitu aja lah.
Malah gue lebih interest dengan arsitek bangunan The Blue Planet Aquarium ini. Buat gue pribadi super keren!
Sepertinya Denmark memang memiliki lumayan banyak arsitek bangunan yang unik unik.  Sejak pertama melihat desain bangunan The Blue Planet Aquarium di internet, gue uda bilang ke suami, pokoknya harus ke sini.
Dan bener aja, begitu sampai ke sini gue langsung terkesima dengan arsiteknya. Bagian dalam dan luar nya sama sama keren. Luas, tertata rapi dan bersihhhh banget!
 
 
Seperti gue bilang,
Gue ga begitu pinter jelasinnya. Bangunannya cenderung melingkar dan memiliki lengkungan serta dikelilingi kolam air yang berukuran tinggi.  Coba lihat di google deh lengkapnya. Jadi selain wisata dunia laut,  gue juga bisa menikmati keindahan arsiteknya.
Bonus lainnya, view laut di sekitar luar Aquarium juga lumayan bagus. Bahkan dari dalam restoran nya pun kita bisa memandang laut sambil menyantap makan siang. Lokasi Blue Planet ini berada tak begitu jauh dari airport Kopenhagen. Dari sekitar wilayah ini kita bisa juga melihat jembatan Öresund yang terkenal itu.


 
C. ÖRESUND BRIDGE

Jembatan Öresund adalah jembatan yang menghubungkan dua kota Metropolitan Kopenhagen Denmark dan Malmö Swedia. Jembatan mega proyek yang merupakan kebanggaan negara kedua negara tersebut. Konon arsitek dan struktur bangunan jembatan ini sungguh menakjubkan. Merupakan jembatan jalan dan rel terpanjang di Eropa. Bagian atas untuk jalur kenderaan dan bagian bawah untuk jalur kereta api. Desainer jembatan ini berasal dari Denmark bernama Georg Rotne. Panjang total jembatan ini sekitar 8km, diresmikan pada tanggal 2 Juli 2000 oleh Ratu Denmark Margarethe II dan Raja Swedia CARL XVI GUSTAV. Bila dilihat dari atas, jembatan ini terkesan terputus dan tidak sampai ke darat. Ya, jembatan ini memang sengaja dirancang terputus di sebuah pulau buatan bernama Paberholm, dan dari sini lah setiap jalur kendaraan dan kereta api melanjutkan perjalanan melalui terowongan bawah laut. Konon dibuat seperti ini tujuannya untuk menjaga keamanan airport di Kopenhagen agar terhindar dari bahaya kecelakaan
 

  Source :  internet
Dari Blue Aquarium Kopenhagen, kami berangkat menuju Malmö Swedia melalui jembatan ini. Memasuki terowongan bawah laut yang cukup panjang sekitar 4 km, membuat gue sedikit parno.
Iya, gue parno karena gue tau kami berada di bawah laut. Walaupun secara kasat mata, kami seperti berjalan di dalam terowongan darat saja.
Dari terowongan yang gelap, keluar keluar udah terang aja dan tak lama mobil pun sudah berjalan mulus di atas jembatan Öresund. Dan.... hanya dalam hitungan singkat, gue sudah berada di Swedia! Katrok nya gue sempat mikir, ya ampun tadi gue masih wara wiri di Blue Aquarium Kopenhagen, sekarang gue udeeehhh di Swedia aja. Dua jempol deh buat jembatan ini!

Hal ini lah yang mungkin membuat Öresund sebagai jembatan yang sangat membawa pengaruh luar biasa tidak hanya bagi kedua negara, tapi juga bagi negara lain. Jembatan ini sangat berpengaruh terhadap usaha ekonomi kedua negara dan negara Eropa lainnya. Dengan adanya jembatan ini jalur lalu lintas antar pulau menjadi sangat cepat. Makanya tak tanggung tanggung biaya tiket yang dipungut ke kita pun relatif mahal. Untuk jenis kendaraan mobil dikenakan biaya kurang lebih 435 kr atau jika di kurs kan ke IDR saat itu sekitar  700 ribu rupiah. Tapi bagi mereka yang lumayan sering menggunakan jalur jembatan ini, suami gue bilang sih kemungkinan besar bisa membayar langsung dalam satu tahun jadi lebih murah. Seperti member kali ya. Ga ngerti juga.
 
TEROWONGAN BAWAH LAUT
ÖRESUND BRIDGE

Bisa dibayangin ga, jika perjalanan di mulai dari Malmö Swedia menuju Kopenhagen, dan jembatan hanya sampai di tengah laut, kemudian masuk ke dalam terowongan bawah laut  dan....eng ing eng.....keluar terowongan  uda nongol di bumi Kopenhagen. Keren ya!
 
Nah, katanya nih,  banyak masyarakat Kopenhagen yang sengaja memilih tinggal di kota Malmö Swedia,  karena biaya pembelian rumah di Kopenhagen lumayan lebih mahal.  Ibukota negara kan soalnya. Dan lucunya sehari hari mereka bekerja di Kopenhagen loh. Jadi bekerja di negara sendiri, pulang kerja ke negara orang. Kocak.

Ya gitu deh. Akhirnya selesai juga gue bercerita, panjang banget ya ampe tiga bagian gitu. Tapi gue berharap siapapun yang ngebaca cerita gue semoga bisa menghibur. Tulisan gue cuma tulisan biasa lah. Sekedar nuangin kata kata sederhana dari memori kepala gue dan itu pun masih pake contekan brosur, tiket, struk pembayaran segala pengeluaran yang masih gue simpen. Hehehe ... daaaaaaaaa





Di setiap tulisan liburan gue, gue cuma mau bersyukur, Tuhan selalu mengabulkan mimpi mimpi gue di masa kecil, akan luasnya dunia yang pengen gue lihat. Amen.