Sabtu, 19 Maret 2016

WEEKEND KE KOTA SUNDSVALL

Asik!....jalan jalan lagi. Kali ini ke sebuah kota yang sebelumnya tidak begitu familiar di telinga gue. Dan lagi lagi bisa terdampar di kota ini karena satu alasan. Apa? tar aja gue tulis di tulisan gue berikutnya.
 
Kota Sundsvall termasuk dari bagian Propinsi Medelpad. Kota yang sepertinya kalau boleh gue bilang sudah menuju ke arah bagian utara Swedia. Bangunan rumah ke arah kota ini sudah lumayan berbeda dengan bangunan rumah di propinsi Dalarna yang cenderung didominasi warna merah. Rumah rumah ke arah kota Sundsvall sudah lebih banyak terbuat dari bahan batu dan sebagian lagi dari bahan kayu dengan warna warna yang lebih bervariasi.

Sundsvall di kenal sebagai kota industri di Swedia. Produksi kertas dan kayu menjadi bisnis besar di kota ini. Kota dengan cerita sejarah yang lumayan memilukan. Sundsvall pernah dengan sengaja dibakar oleh bangsa Rusia pada saat perang terbesar di negara Utara pada tahun 1721. Dan puncaknya di tahun 1888, kota Sundsvall mengalami kebakaran hebat yang sampai membumi hanguskan hampir seisi kota. Kebakaran terhebat dan terbesar di sepanjang sejarah Swedia. Faktor udara yang kering dan berangin, dan ditambah lagi dengan bangunan bangunan yang semuanya terbuat dari bahan kayu, membuat api cepat menyebar kemana mana.


Berawal dari kebakaran hebat inilah, akhirnya disepakati pembangunan gedung di kota Sundsvall menggunakan bahan dari batu. Bangunan bangunan yang sebagian besar di bangun oleh kaum bangswan dan pengusaha kayu di masa itu. Bahkan perusahaan asuransi pun membuat aturan baru, tidak menerima pertanggungan asuransi dalam bentuk bangunan kayu.
Jadi jangan heran (meskipun gue sendiri sedikit heran), sewaktu melihat pusat kota Sundsvall dipenuhi bangunan bangunan tua yang megah dan besar, layaknya sebuah kota di ibukota negara seperti Stockholm. Tak heran jika akhirnya Sundsvall mendapat julukan The City of Stone.
 

 
 
 
Secara keseluruhan, ketika melihat kota Sundsvall, tidak ada yang terlalu istimewa buat gue. Bentuk bangunan tua di kota ini, pernah gue lihat di  kota terbesar lain yang pernah gue singggahi. Hanya saja, agak sedikit kagum karena kota yang bisa dibilang bukanlah kota yang terbesar, dipenuhi gedung gedung besar, layaknya di ibukota negara atau kota terbesar di Swedia, seperti Stockholm, Gothenburg dan Malmö. Malah kalau boleh gue bilang, gedung di kota Sundsvall lebih artistik karena letaknya sangat teratur, bentuk gedung gedung yang hampir sama dan cenderung berada dalam satu kawasan.
Gue nyaris tidak melihat bangunan modern di kota ini. Sehingga kelihatan sangat rapi. Cuma ada bagian bagian tertentu yang jalanannya terkesan kurang bersih. Maklum, kota ini sudah dihuni oleh orang orang dengan multi culture yang lebih kompleks dari berbagai negara. Yang kadang kadang kesadaran akan kebersihan itu belum mendarah daging.
 
 

 
 


 
 
Mengitari pusat kota Sundsvall dipastikan cukup berjalan kaki. Kemana mana dekat dikarenakan memang berada di dalam satu lokasi. Maksudnya, semua gedung gedung besarnya seperti memagari pusat kota Sundsvall. Saling berdekatan.
Kota Sundsvall memiliki pusat jalanan terkenal dan juga lumayan panjang bernama Storgatan. Tepat berada di jantung The City Of Stone
Storgatan merupakan jalanan yang sangat strategis yang dipenuhi oleh hotel, restoran dan toko/Shoppingmall. Di jalanan ini juga terdapat Stora Torget Square, semacam alun alun kota Sundsvall. 
Rasanya gue tidak perlu menjelaskan secara detail, karena jika berada Storgatan, alamat gampang melihat semuanya. Di Storgatan juga terdapat Restoran asia bernama Ming Palace. Gue rekomen karena tempatnya bersih dan asik. Menu olahan bebek restoran ini mengingatkan gue akan menu restoran china food di Indonesia. Enak!! (jadi ingat restoran asia di kota sebelah Sundsvall yang lumayan membuat gue kecewa, tapi tar aja deh di tulisan berikutnya kalau ga malas nulisnya ya...hehehe).
 
Selain restoran asia, ada juga restoran Opus, lokasinya pas di depan hotel Knaust (cerita tentang hotel Knaust bisa baca di sini ). Restoran Opus keren banget design interiornya. Suka!!!! 
Suami gue langsung bilang "Seperti Cafe Batavia" di kota tua. Makanannya juga enak.

Restoran Opus
 

Restoran Opus
 
 


Restoran Ming Palace
 
              Menu Bebek di Ming Palace


 
Buat kamu yang suka membaca, boleh mengunjungi Kulturmagasinet,  berada di Packhusgatan 4. Lokasinya pas di sebelah Storgatan atau tepatnya dari depan hotel Knaust sudah kelihatan gedungnya. Aji gile deh, besar banget dalamnya. 
Gedung ini juga memiliki museum yang berisi cerita sejarah kota Sundsvall.
Gue ga lama di dalamnya, ga begitu interest. Bicara museum, gue lebih suka museum tokoh terkenal yang familiar di telinga gue. Hahaha..
 

Perpustakaan yang besar
 
Selain itu, dan seperti biasa, gereja adalah list tetap yang wajib dikunjungi disetiap acara jalan jalan kami. Kali ini gereja yang kami kunjungi adalah Gereja Gustav Adolfs yang selesai dibangun pada tahun 1894. Sayangnya ketika kami berkunjung, gereja sudah tutup. Dan pada saat kami mengikuti kebaktian di hari Minggu, gereja ini tidak memperbolehkan foto foto seperti di hari biasa. Padahal gue motoin after ibadah loh, tapi kata petugas gerejanya, selama para petugas gereja masih beres beres di dalam gereja, tidak diperkenankan mengambil foto.  Terlalu kelamaan buat kami menunggu, akhirnya menyerah deh. Sempat sih mendapat beberapa foto, tapi ya gitu deh. Apa adanya. Kalau foto dari luar gereja sih dapat.
Gue suka dengan gerejanya. Besar dan megah. Dalamnya apalagi. Makanya sayang banget deh ga bisa foto maksimal. :(

 
 

 
Rumah gereja, katanya pendeta tinggal di sini.
Kota Sundsvall memiliki lokasi puncak pegunungan (Berget), yang terdiri dari bagian Selatan dan Utara. Ke Sundsvall wajib mengunjungi tempat ini.  Di bagian Selatan, dikenal dengan nama Södrastads Berget. Di puncak pegunungan ini terdapat sebuah hotel bernama Södra Berget Hotel. Wahhh...kebayang nginap di sini. Asik banget pastinya. Lihat Review Hotelnya langsung ngiler. Landscapenya luar biasa indah. Seluruh kota Sundsvall kelihatan.
 
Landscape kota Sundsvall dari puncak Södrastads Berget 

     Hotel Södrastads Berget
 
Ke tiga gambar ini cuma difoto dari Handphone dan tidak di edit
 
 
Dari Puncak Södrastads Berget
Sedangkan pegunungan di bagian utara bernama Norrastads Berget. Lokasinya lebih rendah jika dibandingkan dengan Södrastads Berget. Melewati jalan menuju Norrastads Berget, bagi gue serasa melihat pemandangan yang sangat jauh berbeda dari pusat kota Sundsvall. Pemandangan yang tadinya penuh dengan gedung besar berbahan batu, berubah total menjadi bangunan rumah rumah khas tradisional Swedia. Rumah Kayu!!
Konon, sejak kejadian kebakaran besar yang nyaris hampir membumi hanguskan seisi kota Sundsvall, semua bangunan rumah kayu yang tersisa di pindahkan ke area pegunungan ini.



 

Landscape kota Sundsvall dari puncak Norrastads Berget 


Senang berada di puncak Norrastads Bergert. Sangat Natural sambil menikmati museum Udara nya

Seperti Södrastads Berget, kawasan Norrastads Berget pun menwarkan pemandangan yang tidak kalah indahnya. Kami tetap bisa menikmati kecantikan  landscape kota Sundsvall. Bedanya kalau di Södrastads Berget hanya ada hotel saja, di puncak Norrastads Berget terdapat restoran Grankotten dan museum udara. Sayang pada saat ke sini, restoran tutup.
Dari depan halaman restoran ini lah kami bisa melihat landscape kota Sundsvall. Kebayang kan restoran di puncak gunung gitu, sambil bisa melihat pemandangan yang super indah di bawah. Pemandangan kota Sundsvall dengan bangunan gedung yang terlihat lebih jelas, dikarenakan kondisi puncaknya yang tidak setinggi Södrastads Berget. Gue bisa membayangkan di kala summer pasti sangat menyenangkan berlama lama di puncak ini.
 
Selain Landscape yang indah, kami menikmati Theme Park Norrastads Berget yang mirip seperti museum udara.Theme Park bernuansa alam yang sangat natural dan segar. Menjelajah layaknya di sebuah desa dikawasan puncak pegunungan,  dengan pemandangan landscape di bawah yang sangat indah, diantara rimbunnya pohon pinus, nikmatnya tiada terkira buat gue.
Apalagi bisa sambil melihat berbagai bangunan rumah yang sudah berumur ratusan tahun. Bangunan tua yang terbuat dari kayu, yang sengaja dipindahkan dari pusat kota Sundsvall sebelum berubah menjadi The City of The Stone.
Di setiap bangunan rumah ini terdapat penjelasan yang sengaja dibuat  untuk bisa dibaca oleh pengunjung.





Restoran Grankotten di puncak Norrastads Berget


Salah satu rumah tua di museum udara Norrastads Berget. Seperti keterangan di bawah ini, rumah ini berdiri sekitar tahun 1300 an...kebayang ya tuanya.
Rumah yang dulunya digunakan sebagai gudang untuk menyimpan  sumbangan para petani kepada pendeta dan gereja dalam bentuk hasil pertanian  seperti kentang, tepung, dll. Kurang lebih gitu deh yang gue simpulkan (translater suami gue tentunya...hihihi)
 
Toko Homemade yang juga merupakan rumah tua yang sengaja di tempatkan di kawasan Theme Park Museum Udara di Norrastads Berget. Dulunya rumah ini dipakai sebagai tempat memproduksi wine.

Salah satu rumah tua sekitar tahun 1700 an yang sengaja diangkut dari pusat kota Sundsvall dan di tempatkan di kawasan Theme Park Museum Udara di kawasan Norrastads Berget. Rumah yang tadinya di huni oleh seorang nenek tua yang selamat dari serangan prajurit Rusia yang batal membakar rumahnya dikarenakan sang nenek lagi sakit.
Ada yang menarik perhatian gue, ketika suami menjelaskan jika salah satu rumah di kawasan ini, merupakan rumah dari seorang wanita tua, yang kala itu sedang sakit parah,  dan rumahnya dimasuki prajurit Rusia  dan ingin membakarnya. Berhubung si nenek sakit, si prajurit tersentuh dan hanya memintanya menyiapkan bubur kepada mereka. Maka jadilah rumah itu selamat dari rencana pembakaran. Dan sampai sekarang masih kokoh berdiri. Bayangkan saja, rumah tahun 1700 an...
 
 

 

 

 

 

 
Di kawasan Theme Park Norrastads Berget terdapat satu toko bahan makanan homemade yang nyaris membuat gue kalap untuk segera memoto segala bentuk produknya yang dikemas secara apik dan shabby. Rasanya? enak !
Kami membeli selai tomat, dengan rasa yang sungguh aduhai. Segar banget. Daging tomatnya berasa banget. Sayangnya, kami cuma membeli sedikit, dikarenakan waktu itu toko akan segera tutup. Ga bisa lama lama dan ga konsen milihnya. Yang milih selai tomat sebenarnya suami. Gue baru kali ini merasakan selai rasa tomat. Ternyata segar banget.
Disamping itu, konsentrasi gue agak terganggu karena sedikit gemes dengan semua bentuk kemasannya yang lucu dan ga tahan untuk motret di sisa waktu yang sempit. Hahahahha.

Gitu deh, perjalanan liburan singkat kami ke kota Sundsvall. Next gue akan cerita tentang berita gembira yang gue dapat sehubungan dengan kunjungan kami ke kota Sundsvall. See ya


Berikut beberapa wajah kota Sundsvall (Di buang Sayang)
 
 
 
 
 
 
 

 
 




Salam dari
Mora, Dalarna, Swedia



Kamis, 17 Maret 2016

ABOUT ELITE HOTEL KNAUST SUNDSVALL

Biasanya di setiap liburan, hal pertama yang selalu membuat perasaan adem apalagi kalau bukan hotel. Menurut pandangan gue tentunya. Bukan persoalan hotelnya harus mewah, sangat bagus atau apalah itu, yang penting bersih dan nyaman. Dan satu lagi, lokasi hotel sangatlah berpengaruh bagi gue. Kalau bisa jangan jauh dari pusat kota. Jadi kemana mana gampang, cukup jalan kaki saja. Tentunya gue memberi pandangan seperti ini berdasarkan pengalaman gue dan suami ketika berlibur ke suatu tempat.

 
Pernah menginap di hotel yang lokasinya lumayan jauh dari pusat kota, yang mengharuskan kami untuk naik taxi, bus, train, dan jika mau dipaksa berjalan kaki, jaraknya nanggung. Jalan kaki terlalu gempor dan kalau naik kendaraan umum juga terlalu cepat.
 
 


 
Dari segi harga, mungkin sedikit berpengaruh, harga hotel di pusat kota bisa lebih mahal. Tapi kalau dipikir lagi, biaya taxi di Eropa kan tidak murah. Okelah bisa naik train atau bus, tapi yang namanya jalan jalan, malas aja kalau harus dibatasi dengan waktu "harus balik hotel, biar ga kemalaman".
Yang namanya liburan, tentunya pengen free. Mau keluar hotel kapan saja enak. Tapi ga malam banget juga sih. 
Intinya, kalau hotel dekat ke pusat kota, buat gue uda lebih gampang deh. Ga tau kenapa, sekalipun misalnya pukul 7 atau 8 malam keluar hotel, kalau jauh dari pusat kota, kok gue merasa kurang nyaman aja. Otak gue uda di cekokin dengan "harus naik taxi" yang kadang kadang ga gampang juga dapatinnya. Ga kaya di Jakarta, beribu taxi ada. Atau jika naik train malam malam lumayan  membuat gue kurang nyaman. Sedikit parno.
 

 
 

Sama dengan gue, suami  juga menyukai hotel yang berada di pusat kota. Kendalanya adalah, dia suka gugup kalau membawa mobil dijalur lintas yang sangat ramai. Terlalu membingungkan katanya. Terbiasa dengan jalanan di kota kami yang cenderung datar datar saja dan tidak terlalu banyak kendaraan. Padahal kalau ke pusat kota pun, mobil cuma nitip parkir doang, selebihnya ya jalan kaki dan naik train or taxi kalau mau expres alias malas.
Tapi tetap aja dia suka gugup. Alhasil milih hotel yang jauh dari pusat kota, yang bisa memarkir mobil tanpa membuat dia bingung. Kalau sudah begini, memang gue bisa mengerti. Walaupun kadang, jika kota yang kami kunjungi bukan lah kota yang terlalu besar dan tidak terlalu ramai, suami masih bisa bertoleransi membawa mobil ke pusat kota. Khusus ke Stochkholm, pernah beberapa kali nginap di hotel di daerah Gamla Stan, tapi stress nya beliau uda membuat gue ketawa aja. Jadi kasihan. Tapi sepertinya harus pelan pelan membujuk dia, demi ke egoisan seorang isteri yang lebih menyukai hotel di pusat kota. Hahaha..

 

Kali ini gue mau memberi review terhadap hotel tempat kami berlibur ke kota Sundsvall, Swedia, pada tanggal 14 Maret minggu lalu. Gue sangat tertarik dengan design hotel ini. Lokasinya berada di Storgatan 13, tepat di jalan utama pusat kota Sundsvall.
Hotel yang sangat strategis dan sudah tentu dekat kemana mana. Hotel Knaust, merupakan hotel yang bisa dibilang terkenal di kota Sundsvall, bahkan gedung hotel ini sepertinya menjadi salah satu trend di kota ini.
Konon, hotel Knaust terkenal dengan design gedungnya yang tua, bergaya bangunan abad ke 19. Ketika memasuki hotel, kami hanya disambut oleh sebuah pintu kecil. Dan begitu pintu terbuka, kami pun sungguh menikmati design tangga hotel yang tepat mengahadap ke pintu lobby utama. Tangga yang menjadi ciri khas hotel Knaust. Jika di searching di Google, hampir sebagian besar memperlihatkan design tangga hotel yang terbilang tua ini. Sangat elegan. 




Untuk ruangan kamarnya sih menurut aku, bagus dan nyaman. Tapi bukan sesuatu yang luar biasa banget. Standard lah dengan penataan kamar hotel yang lain yang tidak berbeda jauh harganya dengan hotel Knaust.
Fasilitas yang dimiliki hotel Knaust antara lain ruangan/restoran untuk breakfast dan dinner. Ruangan yang dikelilingi dinding kaca. Sehingga tak heran ruangan ini di juluki "Ruanga Kaca".
Kami memutuskan untuk mencoba menu dinner di hotel Knaust. Menurut gue, urusan rasa setiap orang tentu saja berbeda beda. Entah mengapa, menu dinner di hotel ini kok kurang greget di lidah gue. Kata suami sih enak banget. Hotel cuma menyediakan satu jenis menu. Steak daging rusa.
Karena terbiasa memasak steak rusa dengan saos yang melimpah ruah di rumah, tiba di hotel Knaust saosnya sedikit banget.
Emang sih, gue tau untuk ukuran hotel sekelas Knaust, biasanya saos hanyalah penunjang rasa yang tidak menjadi prioritas. Yang jika terlalu banyak akan menghilangkan taste asli dari daging rusa itu sendiri. Cuma gimana dong, gue sukanya pake saos yang banyak. *penduduk desa asli*

Tampilan sih menarik ya...cuma kurang pas rasanya di lidah gue
 
Restoran Hotel
Di juluki Restoran Ruangan Kaca



           Appetizer

Waffel buatan gue (maksudnya tinggal nuangin ke cetakan doang) 
 
Jika gue bandingkan dengan hotel Scandic, selisih harga hotel tidak terlalu besar, tapi jelas gue lebih menyukai hotel ini. Disamping menu breakfastnya lebih bervariasi dan banyak, terutama menyediakan fresh juice dan waffel, (walaupun harus gue sendiri yang membuatnya), hotel Knaust juga memiliki Bistro yang gue suka banget designnya. Interior Oldist bergaya Irish or England bar gitu deh. Mirip mirip dikit. Cuma gue ga enak fotoin ruangannya, banyak orang. Apalagi bistro ini tempat orang yang kebanyakan minum minuman beralkohol. Bisa marah mereka gue foto. Hahhahaha. *belajar ngontrol diri* Hihihi.
Ada sih foto yang curi curi gitu pas lumayan agak sepi, tapi hasilnya malah ga karuan. 
 
 

 
Nah, katanya...hotel Knaust khususnya di hari Minggu, memberikan waktu check out yang lebih lama kepada penghuni hotel. Bisa sampai pukul 6 sore. Sedangkan Breakfast sampai pukul 12 siang. Kecuali kalau peak periods baru ketentuan ini tidak berlaku. Lumayan kan tidak diburu buru waktu kalau mau sarapan ataupun check out. Meskipun sebenarnya buat kami, hal ini tidak lah berpengaruh. Mana bisa suami gue sarapan lama lama dan kalaupun harus check out, kebiasaan kami selalu check out sebelum pukul 12 siang. Jadi kalau pun masih ada sisa waktu buat ngider ke tempat yang belum sempat dilihat,  ga perlu harus balik ke hotel lagi. Satu lagi, kami menghindari tiba di rumah agar tidak sampai terlalu malam.
 
Dari hotel Knaust, sangatlah dekat mengunjungi tempat tempat umum di kota Sundsvall. Contohnya jarak dari hotel ke Stora Torget Square cuma 200 meter saja. Restoran dan toko toko juga bertebaran di sekitar lokasi yang tak jauh dari hotel Knaust. Menginap di hotel Knaust dengan segala fasilitasnya serasa berada di film Titanic deh. Hahahahha. Boleh di coba kakak!!!

Lounge Mini Bar
Mini Bar
 
Untuk liburan kami di Kota Sundsvall akan gue tulis di tulisan berikutnya. 



 
 
 
Salam dari
Mora, Dalarna, Swedia