Senin, 04 Januari 2016

EN MAN SOM HETER OVE

Nonton film Swedia? ihhh ga!!
Gue cuma jawab itu ketika suami mengajak nonton film berjudul EN MAN SOM HETER OVE.
"Katanya bagus dan lagi ramai filmnya" kata suami lagi.
Akhirnya gue iyakan saja, karena sepertinya gue lihat suami sudah tertarik sekali dengan film ini. Gue pikir pikir paling cuma dua jamlah gue duduk bosan di bioskop. Dan ada popcorn kan yang bisa dimakan. Kalaupun kebosanan sudah to the max ya paling gue ngorok di kursi bioskop. Gampang kan. Hehehehhe...

Singkat cerita kami menuju bioskop, sesampainya disana suami langsung nunjukin poster film si OVE ini. "Ini dia filmnya".
"Hmmmm ...iya" gue jawab gitu aja, karena uda ga selera lihat posternya. Poster yang berisi  seorang kakek. Makin tak tertarik.
Sambil menunggu suami membeli tiket, gue melihat orang orang yang akan menonton film ini. Sepertinya gue yang paling muda. Hahahahahhaha...

Tak lama setelah memasuki ruangan bioskop, gue agak kaget juga, karena tak menunggu waktu lama semua kursi di dalam ruangan langsung penuh. Dan ternyata yang nonton juga tidak semuanya uzur, yang muda juga ada. Hihihihi.
Biasanya setiap nonton film disini sekalipun film film terkenal, tidak sebanyak inilah. Sepertinya tidak salah kalau dibilang masyarakat Swedia sangat mencintai produk lokal mereka.

Film kemudian diputar. Dan barulah gue merasa kok sepertinya pelakon OVE ini familiar di ingatan gue. Sepertinya wajahnya sering gue lihat di SVT. Dan ternyata bener. Dia adalah ROLF LASSGÅRD, salah seorang aktor besar dari Swedia. Cuma di film ini sepertinya dia sengaja dibuat lebih tua. Dan kemudian dalam beberapa menit penonton sudah mulai tertawa. Kecuali Gue. Iya, apalagi dengan keterbatasan Svenska gue, jadi gue kebanyakan diam saja di menit menit pertama. Semakin kesininya gelak tawa penontonpun semakin kuat. Yang akhirnya membuat gue penasaran dan mulailah gue menggangu suami gue dengan kalimat kalimat " ehhh kenapa? ehhh apa dia bilang".
Sampai akhirnya tanpa gue sadari gue terbawa di dalam cerita film ini. Akhirnya gue jadi pengen tahu dan pengen tahu. Tentu saja dengan sedikit modal Svenska yang gue punya, bertanya ke suami dan bahasa tubuh di film itu. Ga susahlah untuk menangkap cerita. Walaupun untuk joke joke nya gue lebih sering ketinggalan karena ga begitu cepat mengerti apa kata mereka. Kadang gue jadi tertawa sendiri melihat akting OVE dan pemain lainnya yang sangat natural walaupun tidak tau apa yang diomongin.

EN MAN SOM HETER OVE artinya kurang lebih Seorang Pria bernama OVE. Sebuah film Drama Komedi yang diselipkan dengan cerita sedih yang lumayan mampu membuat tertawa dan terhanyut dalam Sad Storynya.

OVE adalah seorang pria yang drastis mengalami perubahan karakter setelah di tinggal meninggal oleh isterinya. Dari seorang yang sedikit polos, pendiam dan tidak banyak bicara, menjadi seorang yang gampang marah, temperamen, tersinggung dan sangat sensitif. Cuma satu yang tidak berubah dari dirinya, sifat kepedulian dia untuk menolong disaat orang lagi benar benar kena masalah. Cuma bedanya kali ini dia menolong sudah pake ngomel ngomel.
Tapi walaupun begitu, teman, kerabat dan terutama tetangganya sangat memaklumi karakter OVE ini. Perubahan sifat itu tidak membuat para tetangga tersinggung ataupun balik marah ketika OVE suka ngomel ngomel ga jelas. Bahkan cenderung mereka melihat OVE sebagai sosok yang kocak dan malah digoda.

Film ini juga menceritakan bagaimana OVE memiliki tetangga baru seorang wanita Irak yang menikah dengan pria Swedia. Perkenalan mereka diawali dengan insiden tabrak mobil di lokasi dekat rumahnya ketika sang tetangga pindah ke lokasi tersebut. Dan seperti biasa perkenalan mereka diawali dengan semprotan kata kata dari OVE yang berlanjut ke hari hari berikutnya. Ada saja yang dia complain. Dan entah mengapa sang tetangga pun bisa mengerti karakter dia.

Di film ini, di perlihatkan OVE mencoba beberapa kali bunuh diri, tapi penyajiannya dalam bentuk komedi yang sanggup membuat penonton terpingkal. Bagimana usaha dia selalu batal karena bunyi bel rumah, suara suara ribut disekitar rumahnya, suara anak tetangga yang memanggil dan menggedor pintu. Tapi diantara bagian ini mulailah diselipkan kisah hidup OVE dimasa lalu, bagaimana pertemuan manisnya dengan isteri, bagaimana ayahnya berteriak sekuat mungkin menolong dia terhindar dari bahaya tabrakan kereta api, sampai akhirnya sang ayah justru meninggal dalam hitungan menit oleh kereta api juga.
Bagaimana OVE dan isterinya sangat bahagia menunggu kelahiran anak pertama mereka. Film yang sebenarnya sangat sederhana dan lumayan bisa ditebak. Tapi penyampaiannya sangat menyentuh. Ada bagian di film ini yang lumayan mengecoh gue. Bagian film yang memperlihatkan OVE dan isteri liburan di Spanyol. Dan singkat cerita terlihat lah bus turis yang membawa rombongan mereka. Nah disini gue udah nebak, ahhhh paling tar busnya kecelakaan dan disini kali isterinya tewas!
Dan bus pun kecelakaan, tuh kan benar. Tapi ternyata isterinya tidak meninggal disini, mereka hanya kehilangan bayi. Isteri OVE meninggal karena menderita kanker. Jadi ada perkiraan gue yang meleset.
Wajar poster film ini memperlihat OVE memegang seutas tali, karena memang beberapa kali dia berusaha bunuh diri dengan tali itu selalu batal dan puncaknya dia terjatuh kelantai dan talipun tetap nyangkut di atap rumah. Hahahaha.
Dan yang lebih  kocak lagi, OVE mendatangi toko yang menjual tali tersebut dan mengamuk lah dia disana dan bilang kenapa tali yang dijual ga bagus. Disini gelak penonton lumayan heboh.

Pertemanan OVE dengan tetangga wanitanya semakin akrab, dan kebetulan wanita Persia ini sedang hamil tua, dan tanpa disadari OVE, wanita ini menjadi tempat yang nyaman untuk dijadikan teman bercerita dia. Ketika anak anak si tetangga mulai memanggil dia MORFAR (sebutan kakek dari ayahnya ibu kita), itu juga sesuatu yang sangat menyentuh.
Sampai di momen si tetangga melahirkan, tanpa disadari juga oleh OVE bagaimana hangatnya sosok bayi mungil berada di tangannya. Bagaimana mimik wajah dia terlihat pelan pelan menikmati tubuh bayi itu ada dalam pelukannya. Kehangatan tubuh bayi yang tidak sempat dia rasakan di saat dia masih bersama isterinya, di saat umurnya masih muda, tapi justru kehangatan itu dia rasakan di saat usianya sudah menjelang tua. Cerita yang memang sengaja dihubungkan dengan kematian bayinya tapi lumayan membuat gue menahan tangis.
Semakin ke akhir cerita unsur komedi semakin menipis, mulailah disini perasaan penonton dibuat untuk tidak tertawa lagi. Suara ruangan yang tadinya di isi dengan tawa, mulai hening terbawa suasana sendu. Pagi itu, pagi hari, dengan tebalnya salju di sekitar rumah OVE, sang tetangga bangun dan melihat ke jendela, insting dia bermain. Dan diapun menyuruh suaminya untuk mengecek rumah OVE. "Sepertinya dia belum bangun" kata dia ke sang suami.
Dan mungkin karena sudah sering mendengar curhatannya si OVE, entah mengapa tiba tiba dia dan suaminya berlari dengan efek slow motion gitu, membuat kami yang dibioskop terbawa perasaan "ahhhhh dia meninggal".
Sedih juga sih. Siapa sangka dia meninggal dengan cara yang lebih indah. Dalam keadaan tidur. Meninggal dengan cara yang lebih enak tanpa harus mengikat leher dengan tali, tanpa harus sengaja menghirup asap knalpot mobil di garasi. Ada sedikit yang gue petik, Pemilik nyawa kita cuma Tuhan. Hanya dia yang bisa menentukan kita kapan harus meninggal dan tetap hidup. Jadi sekalipun OVE beberapa kali mencoba mengakhiri nyawanya, kalau belum waktunya ya ga meninggal juga.

Film yang tadinya gue anggap remeh, ternyata mampu mencuri perasaan gue. Dan tadinya gue tidak berniat menulis di blogs ini, tapi pagi ini secara tidak sengaja gue melihat kembali ulasan film ini di Facebook. Film yang sepertinya menjadi film terbaik  menurut mereka, dan tak salah memang ROLF LASSGÅRD dipilih memainkan film ini. Penampilan dia sebagai aktor besar sangat natural.

Sewaktu berjalan ke arah pintu keluar bioskop, tak sengaja mata gue melihat seorang wanita separuh baya yang sepertinya mengusap air mata. Oooo ternyata bukan cuma gue yang menahan nangis. Cuma bedanya si ibu ini masih tetap tenggelam dalam cerita sang OVE. Sampai lupa berdiri dari bangkunya. Hihihi.

Buat yang mengerti Svenska mungkin film ini akan lebih menarik buat ditonton. Selamat mencoba.


Sumber gambar dari MOVIEZINE.SE.
SOURCE : MOVIEZINE.SE.


 



Tidak ada komentar: