Jumat, 01 Januari 2016

SEBUAH CERITA DI MALAM TAHUN BARU


MALAM TAHUN BARU DI KOTA MORA.


Hari ini tepat hari pertama di tahun 2016. Dan kami bangun sangat telat. Semalam kami tiba di rumah sudah hampir pukul setengah dua pagi dari acara dinner dan pergantian tahun di kota Mora, tepatnya tanggal 31 Desember 2015.
Hari ini kami cuma bermalas malasan di rumah. Cuaca diluar lumayan dingin. Salju masih setia turun namun tetap membuat pemandangan dari jendela tempat gue menulis enak dilihat. Semua nyaris memutih. Gue memtuskan untuk menulis di saat mood bagus.
 
Malam Tahun Baru! Perayaan yang selalu identik dengan kembang api. Kalau tidak melihat ini rasanya kurang puas. Tinggal di desa sepi seperti saat ini, jangan mengharapkan pesta kembang api layaknya di kota Jakarta yang selalu meriah. Kecuali ya kita beli sendiri. Tentu saja dengan harga yang membuat perut sedikit mules. Di Indonesia, cukup dengan duduk manis di dekat jendela rumah, ledakan benda ini sudah bisa didengar dan dilihat. Pake gratis lagi lihatnya. Tapi tidak dengan desa gue. Kalaupun ada, gue harus mengunjungi desa sebelah yang memang penduduknya lebih banyak dan setiap tahun mengadakan tradisi pesta kembang api. Tapi ya itu, lagi lagi jumlahnya terbatas dan tidak seramai di Indonesia.
 
Tahun lalu kami merayakan Tahun Baru di Landbobyn, di desa tempat gue tinggal. Kami mengundang tetangga Dinner bersama dan gue menyajikan hidangan khas Indonesia. Tentu saja mereka antusias, disamping enak dan  gratis pula. Hohohoho.
Kami juga sudah menyiapkan beberapa kotak kembang api untuk lebih memeriahkan acara tahun baru kami. Merayakan acara Tahun Baru di rumah sendiri merupakan kesukaan suami. Kata dia lebih nyaman.
 
WASASTUGAN DARI LUAR
Namun tahun ini gue pengen merasakan suasana yang lain. Kangen juga dengan suasana pergantian tahun di kota yang lebih besar. 
Akhirnya suami menyetujui keinginan gue menghabiskan pergantian tahun di Kota Mora. Kami sepakat memilih restoran dan sekaligus cafe bernama WASASTUGAN. Terletak di Tingsnäsvägen 6, 79232, Mora. Berhadapan dengan danau Siljan, Mora.
Salah satu restoran cafe favorite gue di kota Mora. Bagi gue restoran ini sangat unik. Bangunannya bergaya vintage. Terdiri dari balok balok kayu berukuran besar. Penataan di dalam restoran juga sangat kozy. Biasanya gue lebih sering ke restoran ini di saat Summer. Duduk di bangku kayu yang tersedia dihalaman restoran sambil memandang keindahan danau Siljan yang tak jauh dari restoran.
 
GUE FOTO KETIKA RESERVASI TEMPAT
Pada tanggal 31 Desember 2015, restoran Wasastugan sengaja tutup, tidak menerima customer umum seperti biasanya. Jadi mereka hanya fokus kepada customer yang sudah mereservasi tempat untuk acara dinner dan pergantian tahun. Untuk acara Dinner pihak restoran memberi batas waktu order antara pukul 7 sampai 8 malam. Biaya per orang dikenakan hampir 600kr. Meliputi acara Nice Dinner yang terdiri dari Appetizer, Main Food dan Desserts plus bonus menyaksikan acara live musik di dalam restoran.
Untuk customer yang tidak terlalu tertarik dengan acara dinner, bisa mereservasi tempat untuk acara bebas di atas pukul 10 malam dengan biaya 200 kr perorang. Itupun dengan catatan sudah berumur 18 tahun ke atas. 
 
Singkat cerita, kami berangkat menuju kota Mora, perjalanan dengan mengendarai mobil kurang lebih 20 menit dari desa gue. Kami sengaja tiba di restoran menjelang pukul 8 malam. Sebelum nyampai di restoran, sekilas gue melihat pemandangan kota Mora tidak ada yang berubah dari hari biasanya. Nyaris tidak ada tanda aktifitas yang ramai menyambut pergantian tahun. Berbanding terbalik dengan kota kota di Indonesia yang mulai pagi haripun sudah kelihatan aktivitasnya. Faktor cuaca sepertinya sangat mempengaruhi. Kalau dipikir, siapa juga yang mau berlama lama di luar  di saat  winter. Salju menyelimuti.
 
Sesampainya di Wasastugan, kami langsung menuju meja yang sudah ditentukan pihak restoran. Malam pergantian tahun pun kami mulai dari sini. Menikmati acara Nice Dinner. Beberapa meja sudah banyak yang terisi dengan pasangan suami isteri dan beberapa kelompok teman atau keluarga.  Mata gue melihat sejenak sekitar restoran sambil menunggu appetizer datang. Gue suka suasana di dalam restoran ini. Sinar lampu yang sedikit remang, cahaya lilin di meja berikut hiasan bola berwarna gold dan silver. Dan Balok balok kayu tua yang sangat kental dengan gaya vintagenya. Romantis.
 
Pelayan restoran menanyakan jenis minuman apa yang akan kami minum, berhubung  suami masih akan menyetir setelah acara selesai nanti,  maka pilihan jatuh ke White Wine tanpa alkohol. Dan kebetulan memang gue tidak begitu suka dengan minuman beralkohol dan kurang cocok ke perut. Jadi pilihan suami sudah sangat tepat.
Tak lama setelah minuman masuk kemulut, Appetizer pun datang. Piring berisi setengah pototongan Lobster yang gue akui enak banget. Walaupun isinya tidak seratus persen daging lobster, dan sepertinya sudah diolah dengan campuran krim dan mayones tapi tidak menghilangkan kelezatan rasanya. Bumbunya berasa. legit dan gurih. Gue suka. Kami tak pakai lama menghabiskan lobster ini, langsung ludes. Uda lapar juga soalnya.
 

Dan sekitar setengah jam kemudian main food pun tiba. Sepotong Beef Steak berikut olahan kentang yang sangat lembut dan dihias berbentuk bujursangkar. Gue suka tastenya. Bumbu dan aroma di dalam kentang sangat berasa.
Walaupun ada sedikit insiden karena kami lupa memesan Steak dengan kondisi welldone. Untungnya pelayan restoran bisa mengerti. Dan segera mengganti menu gue. Suami gue sih tidak masalah. Dia ga ribetlah urusan makanan. Semua juga disikat. Hahahahah.
 
Sudah kenyang, kami pun ngobrol santai, sambil menikmati alunan live musik di depan kami. Sesekali kami memakan desserts yang bebas kami pilih di meja buffet restoran. Dessertsnya juga enak banget semua. Gue suka restoran ini.
 
Tadinya kami berpikir kebosanan akan melanda kami. Ternyata tidak. Suami gue pun bilang sangat menikmati malam kami di restoran Wasastugan. Ternyata tak terasa waktu sudah pukul 10.30 malam. Dan kami sudah mendapat bocoran kalau pihak restoran akan mengadakan acara kembang apik tepat di pukul 12 malam. Ini tidak boleh dilewatkan. Tadinya agak kecewa karena kami baru tau, kalau pemda Kota Mora tidak mengadakan perayaan akbar kembang api lagi, beberapa penduduknya complain dikarenakan sebagian anjing peliharaan mereka takut dengan suara ledakan kembang api. Alasan yang lumayan membuat gue bete.
 


 
Sekitar pukul 11 malam, situasi restoran berubah seratus delapanpuluh derajat. Yang tadinya formil, tentram, tiba tiba riuh dengan suara teriakan dan berisik anak anak muda yang memasuki restoran ini. Wajar sudah mendekati pukul 12. Acara dinner pun sudah selesai. Jadi tinggal acara bebas. Alunan dari live music pun sudah mulai menghentak. Gue mencoba menikmati karakter dan budaya mereka di sisa satu jam malam kami ini. Gue amati, dan benar, mereka cuek. Ketika engkau sedang menikmati kebahagianmu, jangan perdulikan apa kata orang. Kira kira begitu prinsip mereka.
Suasana yang tadinya tentram dan tiba tiba berubah menjadi suasana yang berisik oleh teriakan yang bagi gue agak aneh, yang berasal dari kaum remaja itu  adalah sesuatu yang lumrah buat mereka. Dan kita tidak bisa bilang " ehhh bisa diam ga sih!"  Hahahahha.
 
Ketika kita lagi menikmati live musik, tiba tiba dua orang wanita menuju meja yang ada di tengah tengah restoran. Dua duanya sudah separoh baya. Dan dengan percaya diri mereka berjoget santai disekitar meja itu. Walaupun tempat itu bukan tempat untuk berdansa. Orang orang yang duduk dekat meja tempat mereka berjogetpun biasa saja tanpa merasa terganggu dan risih. Dan lagi lagi  kita  tidak bisa bilang " ehhh kok dansa disitu!!  Sono lo!
 
Sepertinya cuma gue yang lumayan merasa aneh dengan aksi mereka. Dan cuma gue juga yang bilang dalam hati, ya ampun pede banget!  Mana gaya jogetnya aneh!
Ya ampun ngapai sih pakai teriak teriak ga jelas di dalam restoran!!
Iya, sepertinya sudah bisa dipastikan cuma gue. Walaupun sudah mendekati dua tahun berada di Swedia, dan pemandangan seperti ini bukan kali pertama gue lihat, tetap aja tidak gampang  buat gue bisa menerima hal begini sebagai sesuatu yang wajar. Perasaan risih gue itu muncul.  Gue aja diajak dansa oleh suami diacara resmi masih suka malu malu. Hahahhahaha. Ya itulah gue.

Dan malam yang kami tunggupun tiba. Berdua dengan suami kami serentak mengucapkan "skål" yang artinya cheers, dengan meminum Champagne non alkohol yang sudah kami pesan sejam sebelumnya.
SKÅL
Dan tak menunggu lama segera kami ke lobi untuk mengambil jaket yang kami titip sebelumnya dan menuju keluar. Suara lonceng gereja di kota Mora pun terdengar menandakan 2015 sudah berakhir. Dan datangnya Tahun Baru 2016 pun di sambut dengan suara ledakan dan nyala berbagai kembang api di Kota Mora. Mata gue tak berhenti menatap langit. Menikmati suara ledakan yang serasa dekat banget kedalam jantung gue. Dan warna warna kembang api yang menghiasi gelapnya langit di Kota Mora malam itu. Sungguh gue sangat menikmatinya.
 
CUMA ADA INI FOTO KEMBANG APINYA, SELEBIHNYA DALAM BENTUK VIDEO 
Kota yang tadinya lengang dan sepi, berubah total menjadi ramai menjelang pukul 12 malam itu. Ternyata sebagian dari merekapun tidak begitu peduli dengan sekelompok orang yang lebih mempedulikan telinga ternak anjing mereka. Seperti yang gue bilang tadi, jangan usik kebahagian kami ketika kami bergembira. Haahhahaha.
Kalau ini gue setuju. Sebab gue bisa menikmati pesta kembang api ini layaknya kota kota lain di belahan dunia. Tahun Baru yang sungguh mengesankan buat gue. Tahun yang penuh harapan. Tahun yang  gue doakan menjadi tahun penuh berkat buat gue, suami dan seluruh keluarga besar gue. Dan untuk belahan dunia ini tentunya.

HAPPY NEW YEAR !!!

MENATAP LANGIT

Tidak ada komentar: