Kamis, 07 Januari 2016

MENGENAL SOSOK SELMA LAGERLÖF

BERKUNJUNG KE ROTTNEROS SAMPAI KE MÅRBACKA
 
Bagi gue, yang notabene bukan bookreader, tadinya ga tahu siapa itu Astrid Lindgren dan Selma Lagerlöf. Berusaha jujur aja sih. Namun meskipun demikian  bukan berarti gue ga mau membaca novel atau buku juga. Tapi kalau membaca tulisan di blog gue lumayan suka. Mungkin karena isinya relatif pendek dan cenderung isinya kebanyakan tentang traveling. Jadi lebih asik aja gue rasa. Intinya gue bukan bookreader lah. Tapi kalau mendengar langsung orang bercerita gue suka. Atau melihat langsung lokasi yang diceritakan gue juga suka. Lebih asik aja buat gue. Inilah yang kemudian diterapkan suami ke gue. Memperkenalkan sesuatu dengan membawa gue ke lokasi langsung. Gue berbanding terbalik dengan suami yang doyan membaca. Bahkan suami gue akan sulit tidur jika tidak membaca buku terlebih dahulu.

Di tulisan gue sebelumnya, gue sudah menulis tentang SATU MALAM DI HOTEL SELMA SPA+ (tulisan tentang anniversary perkawinan pertama kami). Dan dari hotel ini, tanpa direncanakan sebelumnya, suami gue berkata  " kita ke ROTTNEROS aja, ga jauh kok dari hotel ini".
 
"Tempat apa?" tanya gue lagi. Dan mulai lah suami gue menjelaskan secara singkat siapa Selma Lagerlöf. Mungkin dari teman teman ada yang sudah kenal dengan beliau?
 

SELMA LAGERLÖF
SELMA LAGERLÖF, merupakan seorang penulis terkenal yang berasal dari Swedia. Lahir di Mårbacka, Värmland, Swedia,  pada tanggal 20 Nobember 1858.  Penulis yang sudah banyak meluncurkan tulisan tulisan terkenal seperti GÖSTA BERLINGS SAGA (THE STORY OF GOSTA BERLING), JERUSALEM dan THE WONDERFUL ADVENTURES OF NILS. Gue sebut yang tiga ini aja deh, yang paling famousnya. Ini juga modal baca lagi di Wikipedia plus tambahan cerita dari ahli sejarah gue. Siapa lagi kalau bukan suami. Hehehehe.
Selma Lagerlöf  menjadi wanita pertama di dunia yang menerima hadiah nobel dalam bidang sastra pada tahun 1909. Sempat menjalani profesi sebagai guru yang kemudian menuntunnya menulis tulisan yang paling fenomenal berjudul The Wonderful Adventures Of Nils, cerita seorang anak nakal bernama Nils. Anak nakal yang suka menyakiti binatang. Yang akibat kenakalannya menjadi sasaran kemarahan Tomte, manusia yang dipercaya sebagai penjaga rumah rumah penduduk di Desa dan hutan. Tubuh Nils dibuat menjadi sangat kecil. Yang tentu saja hal ini membuat binatang binatang yang pernah dia sakiti menjadi senang. Namun secara tidak sengaja dia bertemu dengan seekor bebek putih, yang membawanya berpetualang melihat keindahan geographis Swedia secara keseluruhan. Kebetulan suami masih memiliki koleksi buku ini. Buku yang sangat tebal.


BUKU THE ADVENTURES OF NILS
Selma Lagerlöf juga menulis buku yang ditulis berdasarkan kisah nyata dalam sejarah Swedia. Buku berjudul Jerusalem. Buku ini ditulis berdasarkan fakta sejarah yang mengulas tentang sebuah desa bernama NÅS. Desa yang terletak di propinsi Dalarna. Konon di waktu dulu, sekitar ratusan tahun yang lalu, sejumlah orang kurang lebih sekitar 38 orang beramai ramai meninggalkan desa Nås, menuju Jerusalem. Mereka menjual segala harta bendanya di desa Nås, dan serentak berangkat ke Jerusalem. Tindakan ini dilakukan karena seorang pendeta yang mengatakan Desa Nås akan mengalami malapetaka layaknya seperti kiamat akan tiba.  Dan tanpa ada keraguan sedikitpun, mereka melaksanakan niatnya. Kebetulan gue sering mengunjungi paman kandung suami yang tinggal di desa Nås. Desa yang cantik. Desa yang ternyata memiliki cerita sejarah yang lumayan membuat gue agak terperangah. Gila, ada orang yang begitu rela meninggalkan kampung halaman menuju negara lain dengan keterbatasan transportasi di masa itu. Kejadian ini juga sangat di ingat oleh mendiang  kakek suami gue. Karena waktu itu dia tinggal tidak begitu jauh dari desa Nås. Berita yang sangat cepat menyebar kemana mana di jaman itu.
Hingga sekarang, Desa Nås suka melakukan pertunjukan Teather yang berisi cerita tentang keberangkatan orang orang tersebut ke Jerusalem.
Sebuah cerita sejarah yang menginspirasi Selma Lagerlöf menulis buku berjudul Jerusalem. Dan lagi lagi buku ini menjadi salah satu karya tulisannya yang terkenal.

Kebesaran nama Selma Lagerlof juga bisa dilihat dari penghargaan pemerintah Swedia kepada beliau dengan menjadikan gambar wajahnya  dalam lembaran uang kertas Swedia senilai 20 kr. Dan konon google juga pernah memberikan apresiasi kepada sosok penulis ini tepat di tanggal kelahiran sang penulis dengan menampilkan gambar The Wonderful Adventures of Nils di doodle mereka. Tulisan Selma Lagerlöf tidak hanya beredar di Swedia tapi hampir di seluruh dunia. Konon di Eropa nama Selma Lagerlöf termasuk penulis yang sudah tidak asing lagi.

Dan sepertinya nama Selma Lagerlöf juga menjadi inspirasi kaum kapitalis untuk mendapatkan keuntungan bisnis. Sebut saja Hotel Selma Spa+ yang pernah kami kunjungi, secara tidak langsung mendompleng kebesaran nama sang penulis.
 

RUMAH DALAM CERITA THE STORY OF GOSTA BERLING 
Tak jauh dari kawasan Hotel Selma Spa+,  terdapat sebuah kawasan yang bisa dikatakan sebagai taman yang sangat luas bernama Rottneros. Dari Hotel  Selma Spa+ cukup 10 menit dengan mengendarai mobil. Rottneros dulunya adalah sebuah kawasan pertanian yang luas yang masuk wilayah propinsi Värmland. Kawasan yang akhirnya memberikan inspirasi kepada Selma Lagerlöf untuk menulis cerita The Story Of Gosta Berling. Cuma di dalam cerita ini, Selma mengganti nama Rottneros menjadi EKEBY (info suami, gue percaya aja apa kata dia), kalaupun salah ya monggo di koreksi!
 
RUMAH DALAM CERITA THE STORY OF GOSTA BERLING
Di dalam kawasan Rottneros, terdapat sebuah rumah besar dan dua rumah berukuran sedang yang menjadi lokasi dalam cerita The Story Of Gosta Berling. Rumah yang berukuran sangat besar merupakan  tempat kediaman orang kaya yang menolong orang orang yang hidupnya terpuruk dengan berbagai masalah hidup, termasuk sosok pendeta dalam cerita tersebut. Sedang dua rumah yang berukuran sedang diceritakan sebagai tempat orang orang yang ditolong si orang kaya. Konon film The Story Of Gosta Berling  dibuat langsung di kawasan Rottneros.
 
RUMAH DALAM CERITA THE STORY OF GOSTA BERLING 

RUMAH DALAM CERITA THE STORY OF GOSTA BERLING 


Walaupun gue tidak membaca langsung cerita tentang The Story of Gosta Berling,  tapi gue serasa  sudah membacanya. Karena gue langsung berada di lokasi dalam cerita itu. Gue melihat dengan mata kepala sendiri, berdiri di kawasan yang menjadi cerita dalam tulisan  Selma Lagerlöf.  Lebih nyata. Bukan di dalam tulisan semata. Gue bisa melihat rumah dalam cerita beliau dan berfoto di depannya. Excited!!

PATUNG SELMA LAGERLÖF DI ROTTNEROS
Rottneros sepertinya sengaja di tata lebih indah oleh seorang arsitek yang namanya gue lupa. Membuat kawasan ini menjadi sebuah taman yang sangat nyaman untuk dijalani. Asri banget. Rottneros dilengkapi dengan taman yang khusus ditanami bunga mawar, berbagai macam jenis bunga dan jejeran pohon pohon hijau yang mengitari Rottneros. Patung Selma Lagerlöf dan sang arsitek pun ada di dalam kawasan  Rottneros. Rottneros memang bukan lagi menjadi Farm Place sebagaimana adanya dulu, tapi sudah menjadi kunjungan wisata dikarenakan kebesaran nama sang penulis dalam tulisannya The Story of  Gosta Berling.
 
 

TAMAN DISEKITAR ROTTNEROS


Cuma sayang, sewaktu kami berkunjung ke tempat ini, sudah mulai banyak bunga bunga yang layu. Apalagi taman yang khusus berisi bunga mawar. Sudah tidak segar lagi kelihatannya. Maklum sudah mendekati bulan Agustus waktu itu.
 


 
Taman yang asri 
 
Dari Rottneros kami menuju sebuah Farm Place bernama MÅRBACKA, Värmland. Tempat kelahiran Selma Lagerlöf. Perjalanan kurang lebih 30 menit dari Rottneros dengan mengendarai mobil.
Mårbacka bukan merupakan nama desa. Tapi suatu kawasan pertanian yang berada di wilayah desa yang lagi lagi gue lupa namanya. Sebelum memasuki kawasan ini, kami sudah melihat gambar Selma Lagerlöf  yang dipajang di sebuah plang kayu besar di tepi jalan raya. Sebagai tanda kami tidak jauh lagi dari Mårbacka.
Kemudian begitu kami tiba, lagi lagi papan berisi  wajah beliau terlihat. Satu kesan buat dia : Sosok wanita  yang kharismatik.
Kawasan Mårbacka  tidak terlalu luas. Namanya juga kawasan pertanian biasa dulunya. Kawasan dimana ayah Selma Lagerlöf menggarap pertaniannya disini. Namun sepertinya usaha sang ayah menjadi petani yang berhasil gagal. Sampai akhirnya rumah mereka tergadai.
 
Begitu memasuki kawasan Mårbacka, kami membeli tiket seharga kurang lebih 100 kr per orang. Dari loket pembelian tiket, sudah terlihat sebuah bangunan rumah yang besar, berdiri kokoh di tengah tengah kawasan Mårbacka. Ya Ampun, gue sudah bisa membayangkan, di masa itu, Selma Lagerlöf sudah memiliki rumah sebesar itu. Walaupun berbentuk bangunan lama, tetapi tidak menghilangkan kemegahan arsiteknya. Apalagi di Swedia jarang jarang bangunan rumah dibuat dari bahan batu. 
Di dekat rumah ini juga terdapat sebuah cafe yang disediakan khusus buat para pengunjung. Jadi kalau lapar atau sekedar minum kopi boleh ke cafe tersebut.
 

RUMAH KEDIAMAN SELMA LAGERLÖF

 
Namun untuk bisa masuk ke dalam rumah Selma Lagerlöf tidak bisa sembarangan. Hanya di jam jam tertentu. Jadi semua pengunjung masuknya bersamaan. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, tepat pukul 2 siang  kami pun masuk. Dan kami disambut oleh seorang pemandu wanita yang bertugas menjelaskan secara detail rumah kediaman sang penulis. Pemandu langsung memperkenalkan diri. Dan kami pun mulai  mengitari ruangan demi ruangan. Dan ....gila banget! Dalamnya bagus!
Rumah yang tetap tertata rapi dengan segala perlengkapan vintage yang gue tahu ga murah. Ternyata rumah penulis gitu ya.. super lah untuk ukuran penulis di jaman itu. Waktu itu gue sempat berpikir, Ya Tuhan, gue ga pernah kenal dia, baca bukunya juga ga pernah, tahu dia juga dari cerita suami. Sekarang gue berada di rumah dia. Bisa melihat segala isinya. Itu rasanya gimana sih. Senang banget.

Kemudian mulai lah kami mendengar cerita sang pemandu. Dimulai dari cerita bagaimana Selma Lagerlöf  mendapatkan kembali rumah keluarganya setelah tergadai akibat usaha pertanian ayahnya yang gagal. Konon dari hasil penjualan karya tulisannya, Selma Lagerlöf mendapatkan royalti yang lumayan banyak. Dia kemudian berniat membeli kembali rumah ini. Dan merenovasi total menjadi sebuah bangunan rumah yang besar dan mewah. Jadi tadinya rumah itu hanya sebuah rumah kayu sederhana yang berukuran kecil. Selma Lagerlöf juga memiliki belasan karyawan yang bekerja dengannya untuk membantu dan melayani beliau dirumah itu. 
 
Kemudian kami juga diberitahu, ruangan ruangan yang biasa digunakan Selma Lagerlof ketika beliau  sarapan, makan dan sekedar minum kopi. Ruangan mana saja yang biasa dijadikan Selma Lagerlöf sebagai ruangan membaca, menulis, mendengar radio kesukaannya. Sampai ada juga cerita bagaimana Selma Lagerlöf menyuruh seluruh karyawannya duduk bersama untuk menikmati suara radio yang pada saat itu masih tergolong barang langka.
Selma Lagerlöf lahir dalam kondisi kaki yang kurang normal. Ukuran panjang kaki kiri dan kanannya tidak begitu sama, sehingga berjalan sedikit pincang. Dalam aktifitas sehari hari Selma Lagerlöf lebih banyak duduk. Pemandu juga memperlihatkan ruangan yang berisi sebuah kursi yang selalu di duduki Selma Lagerlöf  ketika menggaji para karyawannya. Bisa gue bayangkan suasana dan situasinya ketika dimasa itu dia memberi uang kepada karyawannya secara satu persatu. Ada beberapa bagian dari cerita pemandu ini yang memang langsung mampu membawa gue kedalam suatu imajinasi. Mungkin karena langsung berada di lokasi rumahnya jadi lebih gampang bisa merasakan cerita sang pemandu.
Ada satu ruangan juga yang biasa digunakan Selma Lagerlöf dan konon ini menjadi ruangan favorit beliau. Ruangan dengan jendela besar  yang biasa dia gunakan sebagai tempat untuk duduk memandang view diluar rumah. Kenapa harus memilih ruangan itu? karena katanya hanya dari jendela itulah sinar matahari sangat jelas bisa dirasakan Selma Lagerlöf.  Jadi ketika beliau  mulai sakit sakitan, Selma Lagerlöf  lebih banyak menghabiskan waktunya duduk dekat jendela tersebut. Kebayang ya jadi kaya film horor gitu. Hahahah.

Selma Lagerlöf juga seorang yang memiliki selera tinggi akan barang barang yang masih terhitung langka dan mahal saat itu. Katakan saja seperti koleksi teaset miliknya yang berjejer di dinding lemari kaca yang besar. Teaset keramik dengan bentuk dan corak vintage yang rasanya jika bisa pengen gue bawa pulang. Unik unik banget!
Pemandu juga bercerita tentang alat kompor masak modern yang dimiliki Selma Lagerlöf  yang pada saat itu memang termasuk barang yang belum banyak dimiliki orang. Dan biasanya untuk tamu tamu  istimewanya, Selma Lagerlöf mengajak  duduk di ruangan dapur dan memperlihatkan kompor tersebut kepada mereka. Dan salah satu temannya yang datang dari Amerika akhirnya tertarik untuk membeli kompor yang sama dengan Selma. Typical orang Swedia banget. Tamu kebanyakan  duduk di dapur. Hahahahha.

Dan sampailah pada momen dimana kami melihat hadiah Nobel yang diterima oleh Selma Lagerlöf. Benda yang berukuran tidak terlalu besar berwarna kuning keemasan. Terletak disebuah meja. Ya ampun, ini toh penghargaan Nobel, pengen gue elus tapi sayang ga boleh. Benda yang hanya beberapa centi jaraknya dari muka gue. Minimal gue bisa melihat langsung lah bentuk penghargaan yang famous ini. Hihihi.

Kami juga melihat sebuah benda kristal berbentuk vas bunga berukuran lumayan besar, yang ternyata merupakan hadiah ulangtahun Selma Lagerlöf  yang ke 80 tahun dari seluruh anak anak di Swedia. Waktu itu seluruh anak anak di Swedia berniat mengumpulkan uang masing masing perorang sebesar setengah Swedish krona, dan setelah terkumpul, mereka pun membeli vas bunga kristal tersebut. Dan atas apresiasi seluruh masyarakat Swedia di ulang tahunnya, Selma Lagerlöf memberi ucapan terimakasih dalam sebuah rekaman suara. Kami diberi kesempatan untuk mendengar suara beliau dari rekaman tersebut. Dan sedikit surprise memang, ternyata proses rekaman suara tersebut dibuat di sebuah ruangan kerja Selma Lagerlöf, dimana kami semua berdiri saat itu.  Jadi serasa mendengar langsung beliau  berkata kata kepada kami. Kaburrrrr!!
Selma Lagerlöf meninggal dunia di usia 81 tahun di  Marbacka pada tanggal 16 Maret 1940.
 
Dan akhirnya kami pun selesai mengitari rumah sang penulis lengkap dengan segala ceritanya. Sayang kami tidak diperkenankan  memotret ketika berada di dalam ruangan.

Tak jauh dari rumah kediaman Selma Lagerlöf, kami melihat sebuah rumah tua, lebih tepatnya bisa dikatakan seperti gudang besar. Penasaran kami pun kesana. Ternyata sebuah bangunan berisi berbagai koleksi barang barang peninggalan dari Selma. Seperti topi dan mantel hitam yang menjadi maskot disetiap foto foto Selma Lagerlöf. Ada juga artikel tulisan dalam bahasa Svenska yang di tempel di etalase dinding gedung ini.
 
WAJAH SELMA LAGERLÖF DALAM UANG KERTAS 20 KR SWEDIA
PERHATIKAN GAMBAR KERETA KUDANYA
Ada yang menarik perhatian gue, apalagi kalau bukan gambar uang kertas seharga 20 kr  yang ada dalam etalase kaca. Mata uang yang berisi gambar wajah Selma Lagerlöf berikut sebuah kereta kuda yang di kendarai beliau. Dan ternyata kenapa sampai di mata uang 20 kr itu terdapat gambar kereta kuda lengkap dengan penumpang di atasnya, tak lain karena memang Selma Lagerlöf memiliki foto asli dari gambar yang ada di uang kertas tersebut. Kereta kuda yang menjadi kendaraan beliau  sehari hari. Dan para pengunjung pun diperbolehkan untuk berfoto dan duduk di atas kereta kuda berwarna hitam itu. Kereta kuda berukuran besar yang terletak persis di samping etalase berisi gambar mata uang kertas 20 kr di atas. Tapi gue ga sih. Kok merasa takut aja. Haahahahha.
 
RUMAH DI SAMPING KEDIAMAN SELMA LAGERLÖF
Konon katanya rumah untuk para pegawainya

Dan akhirnya selesai sudah kunjungan singkat kami ke Mårbacka. Suatu tempat yang sangat kental dengan lingkungan pedesaan, memiliki landscape yang sangat indah di sekitarnya. Suatu kunjungan singkat tapi sangat banyak memberikan pengetahuan baru buat gue. Buat gue pribadi sekalipun gue tidak mengenal banyak tulisan tulisan beliau, tapi gue merasa beruntung sekali sebagai orang yang bisa langsung dengan mata kepala sendiri, kaki sendiri, menginjak dan  mendengar langsung cerita kehidupan beliau dimasa lampau di rumah kelahiran dan tanah kelahirannya. Mungkin banyak orang yang sudah membeli, membaca bukunya, bisa merasakan keindahan tulisan beliau, tapi tidak semua berkesempatan bisa melihat tempat tinggal dan tanah kelahirannya langsung. Mungkin banyak yang sudah menulis ulasan tentang Selma Lagerlöf dan tentang Mårbacka tapi belum berkesempatan melihat tempat ini. Dan gue merasa beruntung. Gue bisa menulis keindahan Mårbacka setelah berkesempatan menginjak tanah Mårbacka yang indah. Sepertinya suami gue tau cara memperkenalkan gue sejarah tanpa harus membaca bukunya. Banyak cara untuk menambah pengetahuan. Dan tentu saja manusia juga punya cara yang berbeda beda. 


LANDSCAPE DISEKITAR RUMAH SELMA LAGERLÖF 














 

Tidak ada komentar: