Senin, 18 Januari 2016

"MY DREAM COME TRUE"


Gue besar dari keluarga yang mencintai musik klasik. Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar telinga gue sudah terbiasa mendengar alunan musik klasik. Mendiang bapak memiliki beberapa koleksi musik klasik yang waktu itu masih dalam bentuk kaset. Akhirnya hobby beliau menurun ke anak anaknya seperti abang, kakak dan gue sendiri.
Dulu jamannya acara di TVRI, gue suka melihat acara musik klasik yang lengkap dengan ulasannya. Cuma gue lupa siapa pembawa acaranya. Yang gue ingat kumisnya tebal (Mungkin karena gue sedikit anti pria berkumis tebal kali ya makanya gue sampai ingat).
Waktu itu umur gue kurang lebih 13 tahun. Entah mengapa gue sangat antusias mengikuti acara tersebut. Apalagi si bapak kumis itu terlebih dahulu memberikan ulasan sebelum musik di tayangkan. Gue ingat banget, waktu itu dia bercerita tentang sebuah nama " Antonio Vivaldi".
Seorang komponis musik klasik dari Italia. Yang kemudian disusul dengan penayangan alunan musik "SPRING" yang langsung membuat gue jatuh cinta dengan paket THE FOUR SEASONS karya sang komponis. Ga percaya? Tapi itu yang terjadi. Akhirnya setiap acara ini tayang di TVRI gue uda langsung duduk manis di depan TV. Sayang waktu itu acara ini tidak berlangsung lama. Dan si Pak Kumis pun tak jelas batang hidungnya kemana.
Sebenarnya, selera musik gue tidak terpaku pada musik klasik saja. Hampir semua jenis musik gue suka. Tapi musik klasik memiliki tempat tersendiri di hati gue. Ditengah orang lain sibuk membeli CD top 40, gue memilih CD musik klasik dan sejenisnya seperti Gregorian, Sarah Brightman dan instrumental yang mampu membuat relax.
Bagi sebagian orang, bahkan dari beberapa orang yang gue kenal, katanya musik klasik adalah musik yang susah dipahami. Musik yang aneh. Musik yang ga jelas bunyinya. Musik orang tua. Musik yang ga asik. Dan tentunya musik yang kurang gaul. Kadang lucu juga sih kalau gue ingat. Ada teman yang agak ternganga begitu mereka tahu gue menyukai musik klasik. Biasalah, soalnya waktu itu masih remaja kan.
Dan ternyata sampai di level tampang dewasa pun tetap saja segelintir orang melihat aneh selera musik gue ini. Contohnya ketika gue membeli CD kaset seperti The best of Mozart, The best of Clasic Music, The Mormon Tabernacle, pegawai toko suka memasang muka heran. Apa gue ga cocok ya menyukai musik seperti ini? Atau memang menurut mereka ini mahluk aneh darimana? Bahkan ada yang terang terangan bertanya, "Suka musik klasik mba?". Satu yang gue simpulkan, sekalipun perkembangan musik klasik sudah meningkat di Indonesia, tapi tidak bisa dipungkiri kalau yang TIDAK BERMINAT dengan musik ini LEBIH BANYAK. Dan itu sah saja. Namanya juga selera. Jelas berbeda.
 
Namun di sisi lain ada juga yang menyebut musik klasik adalah musik untuk golongan orang tertentu. Musik yang elegan. Musik yang hanya bisa dimengerti dan dipahami oleh kaum intelektual. Yang motorik otaknya lebih cepat mengingat sesuatu. Katanya begitu. Macam macamlah.
Namun yang jelas gue menyukai musik klasik bukan karena gue golongan intelektual loh. Dan motorik otak gue juga biasa aja kok. Ga cepat cepat amatlah. Hahahaha.
Bagi gue musik klasik adalah musik yang berhasil membuat diri gue bener bener tenang. Musik yang mampu membuat gue tanpa sadar menggoyangkan kepala dan jari jari tangan gue pelan pelan. Dan musik yang mampu memacu peredaran darah gue lebih lancar. Jadi gue ga heran, kalau ada yang menganjurkan Ibu hamil mendengar alunan musik klasik. Karena dari pengalaman mendengar musik ini gue selalu mendapat efek yang positif. Lebih bersemangat dan rasanya stok oksigen ke otak gue cukup terus. Hahahha.

Menyukai musik klasik bukan berarti gue mengerti semua jenis musik ini loh. Bukan berarti juga gue paham sejarah, nama nama komponis dan karya mereka.
Gue cuma PENIKMAT dan  PENDENGAR!
Yang artinya kalau gue mendengar musiknya gue bisa tau. Tapi belum tentu gue tau siapa penciptanya. Gue type yang tidak terlalu peduli dengan urusan yang beginian. Sama seperti  makan di restoran, di tanya nama restorannya gue bisa ga tau sekalipun gue uda sering makan di restoran tersebut. Bagi gue menikmati lebih penting. Hahahha.
Kalau gue bisa ingat ya bagus. Kalau ga ya sudah. Kecuali untuk kepentingan menulis di blog biasanya gue menyimpan deh  semua kertas kertas yang nantinya gue pakai untuk membantu proses menulis gue. Simpel kan :)

Lobby Cafe Gedung Konser Västerås
Dari kecintaan gue terhadap musik klasik inilah, gue suka menghayal. Memiliki keinginan. Kapan ya gue bisa melihat konser musik klasik secara langsung? Konser musik klasik dari negara negara Eropa lah. Dari Wina Austria. Pasti menyenangkan!
Atau kalau bisa lagi, kelompok musik Orkestra sekelas Viena Philharmonic? Atau sekelas London Philharmonic? New York Philharmonic? Paduan suara The Mormon Tabernacle?

Mengapa Kelompok musik orkestra dari Austria menjadi pilihan utama gue? Karena yang gue tahu Austria adalah negara asal dan tempat lahir dari beberapa komponis musik klasik terkenal, seperti Haydn yang dijuluki sebagai bapak musik klasik, Mozart, Schubert dan Johann Strauss. Austria memiliki Kota Wina yang disebut sebut sebagai kota yang menjadi tempat mengembangkan karir para komponis dunia dimasa itu. Komponis Ludwig Van Beethoven, Johan Bramhs, Antonio Vivaldi adalah komponis komponis yang sengaja hijrah dari negara asal mereka Jerman dan Italia untuk mengembangkan karir musik mereka di kota Wina. Bahkan mereka menghabiskan masa hidupnya di kota ini. Tak heran sampai sekarang, kelompok musik orkestra yang berasal dari kota ini selalu sukses mengadakan pertunjukan musik dengan kualitas Internasional. Katakan saja seperti Viena Philharmonic yang sudah melegenda dan mengeluarkan banyak album. Kelompok musik orkestra yang dibentuk sejak tahun 1842, memiliki anggota yang konon melalui proses seleksi yang sangat berat. Penampilan mereka selalu ditunggu setiap awal tahun baru dengan konser New Year mereka. Acara konser yang diliput dan disiarkan hampir di 90 negara di dunia dan ditonton jutaan umat manusia. Konon pula Viena Philharmonic sudah berhasil memberikan karya terbaik mereka untuk mengisi sound theme film film box office diantaranya Star Wars.
 
Dan akhirnya semua berawal dari mimpi. Dan mimpi itu pun menjadi nyata ketika suatu malam suami gue melihat iklan di sebuah koran yang berisi pertunjukan sebuah konser musik klasik dari kota Wina Austria.
Konser musik yang dibawakan oleh SCHÖNBRUNN SLOTTSFILHARMONIKER,WIEN. Konser musik bertajuk NYÅRSKONSERTEN 2016 ( konser Tahun Baru 2016 ). Salah satu kelompok musik orkestra yang sudah banyak melakukan tour konser kebeberapa negara di dunia. Konser yang akan diadakan dibeberapa kota besar di Swedia. Dan tanpa membuang waktu malam itu juga kami langsung membooking tiket. Dari beberapa kota yang akan menjadi tempat pertunjukan kelompok musik orkestra ini, kami memilih Västerås sebagai kota yang terdekat dari tempat tinggal kami. Tentu saja kami juga mempunyai alasan lain mengapa harus memilih kota Västerås. Akan saya ceritakan nantinya di tulisan saya berikutnya khusus mengenai kota Västerås.
 
Singkat cerita kami tiba sore hari di Kota Västerås dan langsung menuju Scandic Hotel. Hotel yang memang kebetulan bekerjasama dengan production yang mengadakan konser. Jadi kami bisa langsung link ke site hotel ini ketika kami membooking tiket konser.
 
Acara Konser di langsungkan di Gedung Konser Västerås (Västerås Konserthus). Gedung dengan design arsitek yang agak modern. Setibanya di loby utama,  gue melihat sudah banyak penonton yang datang sambil menunggu. Kami langsung  menuju penitipan jaket. Lagi lagi orang orang sudah panjang mengantri.
Usai menitip jaket, kami menuju lantai dua gedung. Cari nomor kursi dan dapat deh. Langsung duduk manis. Gedung belum terisi penuh waktu itu. Bangku penonton terletak di lantai satu, kemudian di balkon lantai dua dan 3. Lumayan besar dan luas.
 
Balkon Lantai 2
Dan tepat pukul setengah delapan malam,  para pemain musik muncul dengan pakaian berwarna hitam yang masing masing menenteng alat musik di tangan mereka. Penonton langsung bertepuk tangan. Dan tanpa basa basi konser langsung dimulai. Kali ini mereka membawakan karya musik Johann Strauss. Komponis asal Austria yang dikenal memiliki musik yang riang. Musik yang sering digunakan untuk acara dansa dan ballet.

Satu demi satu musik dimainkan. Betapa gue sangat menikmati permainan musik mereka. Nyaris sempurna tiada cela. Mereka sangat kompak. Dirigen atau konduktor nya juga bener benar profesional. Sesekali beliau melontarkan joke ringan di setiap akhir musik. Konser juga disempurnakan dengan seorang solois sofran wanita dan seorang tenor pria. Masih muda.
Tapi suaranya bener bener memecahkan isi gedung. Tinggi melengking.

Konser dibagi menjadi dua bagian. Sesi pertama selesai setelah konser berjalan sekitar satu jam limabelas menit. Dan kami langsung menggunakan waktu jeda dengan membeli minuman dan makanan kecil di cafe lobby utama gedung Västerås Konser. Cafe yang lumayan luas. Sekilas gue melihat banyak penonton yang memilih berdiri sambil memegang segelas wine di tangan mereka. Sambil ngobrol santai. Malam itu sangat disayangkan kami tidak memegang uang cash. Sehingga keinginan untuk membeli merchandise dari kelompok orkestra ini pun batal. Seperti CD dan buku tentang terbentuknya kelompok musik ini.

Cafe di Västerås Konserthus
Ada sedikit yang menarik perhatian gue ketika berada di lobby gedung Konser Vasteras ini, bagian dinding berwarna coklat tua kemerahan yang melingkar indah di tengah ruangan gedung. Ketika gue mendekat ternyata cuma susunan batu bata biasa yang dilapis semen layaknya bangunan rumah di Indonesia. Malah semennya terkesan ditempel begitu saja. Tapi jadi keren!
Mungkin karena susunan batu batanya yang dibuat menyamping dan memanjang kedepan. Jadi terkesan ada ruang kosongnya. Ahhh gue ga pinter jelasinnya. Lihat gambar saja ya.


Dinding batu bata yang terlihat rapi dan cantik 

Batu bata yang semennya tidak dirapikan tapi bisa terlihat bagus
Tak lama kami kembali masuk untuk menyaksikan pertunjukan musik di sesi kedua. Masih dengan karya sang komponis Johann Strauss. Sesi kedua dibuka dengan alunan musik Blue Danube. Musik yang sangat familiar di telinga gue. Musik yang sering dipasang mendiang bapak. Ahhh langsung inget bapak waktu itu.
Nyaris tak terasa hampir dua jam lebih mereka menghibur kami. Rasanya cepat sekali. Dan acara pemberian rangkaian bunga pun berlangsung. Tradisi yang memang selalu dilakukan di setiap acara konser musik klasik. Masing masing diberikan kepada konduktor, seorang violins yang mewakili pemain musik, penyanyi sofran dan tenor.
Acara konser kemudian ditutup dengan karya Johann Straus bejudul Radetzky March. Salah satu maha karya sang komponis yang sangat terkenal. Sontak semua penonton bertepuk tangan mengikuti alunan musik Radetzky. Mengikuti gerakan tangan konduktor yang memberi tanda kapan penonton bertepuk tangan pelan dan kapan bertepuk tangan dengan kencang. Sambil terus memainkan alat musik, para pemain musik serentak berdiri dan langsung di ikuti oleh penonton. Penonton berdiri sambil tetap bertepuk tangan untuk memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap permainan musik SCHÖNBRUNN SLOTTSFILHARMONIKER, WIEN.  Dan acarapun selesai.

Sungguh suatu hiburan yang membuat diri gue terkenang akan masa dulu. Masa kecil bersama musik klasik yang dipasang mendiang Bapak. Ternyata mimpi gue untuk melihat konser musik klasik dari Kota Wina Austria terkabul. Apa yang gue ketahui tentang kehebatan musik negara ini benar adanya. Dan tak salah gue pernah menyimpan impian untuk melihat konser musik klasik dari kota ini. Permainan musik mereka memang sangat indah.
Semua bermula dari mimpi. Tidak ada yang tidak mungkin. Akhirnya mimpi itu terkabul.
MY DREAM COME TRUE!

Ahh Bapak! seandainya aku bisa menonton ini bersamamu. Atau paling tidak aku bisa berbagi cerita denganmu tentang keindahan musik klasik mereka. Terimakasih sudah memperkenalkanku dengan musik yang fantastis ini.

Semoga mimpi gue untuk bisa melihat Viena Philharmonic, London Philharmoic, New York Philharmonic dan The Mormon Tabernacle suatu saat menjadi kenyataan. Siapa yang tahu? Amen!
 
Untuk video Konser musik ini bisa di unduh di sini dan di  sini  :)


Tidak ada komentar: