Selasa, 02 Februari 2016

BERJALAN KAKI MENGITARI KOTA MALMÖ

Akhirnya kesampaian juga mengunjungi kota Malmö. Kota ke tiga terbesar di Swedia setelah kota Stockholm dan Gothenburg. Rasanya klop bisa mengunjungi tiga kota terbesar di negeri IKEA ini. Gue dan suami sudah mengatur rute perjalanan kami di kala liburan summer tahun 2015 kemaren. Pertama mengunjungi Denmark dan pulangnya kami berencana melewati beberapa tempat di wilayah bagian selatan Swedia. Jadi sekalian pulang bisa sambil singgah di kota kota yang kami lewati.


 
Dan Malmö adalah kota pertama yang kami singgahi setelah liburan di Denmark selesai. Dari kota Kopenhagen Denmark kami cuma butuh waktu kurang lebih setenggah jam ke kota Malmö Swedia. Sangat cepat bukan. Ini semua berkat pertolongan jembatan Öresund yang keren.
Jembatan yang menghubungkan dua kota lintas negara Kopenhagen dan Malmö. Jembatan Öresund memegang peranan penting untuk jalur lalulintas dan bisnis antara kedua negara ini khususnya di kota Kopenhagen dan Malmö. Mengenai cerita lengkap Öresund Bridge sudah pernah gue tulis di bagian akhir liburan  ke Denmark dan bisa di lihat di sini


Setibanya di kota ini, perasaan antusias gue sedikit berkurang. Gue merasa sedikit lelah. Mood nya kurang bagus. Gue langsung memilih istirahat di hotel hari itu. Biasanya kalau begini suasana kamar hotel lumayan mampu membuat gue langsung ZZZZZZZZZZZZZZ.
Hotel Scandic menjadi pilihan kami untuk menginap semalam di kota asal Zlatan Ibrahimmovic ini. Letaknya lumayan strategis di  jalan Kaptensgatan.

 
Singkat cerita, setelah badan lumayan segar, kami berniat mengitari kota Malmö menjelang malam tiba. Gue lupa tepatnya pukul berapa, yang pasti sewaktu kami meninggalkan gedung hotel, kondisi sekitar masih lumayan terang.
Tak jauh dari lokasi hotel, gue melihat sebuah pemandangan unik di sisi jembatan yang berada di atas kanal yang bersih. Terlihat beberapa pasang sepatu pria dan wanita. Gue sudah berpikir pasti ada alasan mengapa sampai sepatu sepatu itu ada disana. Ternyata benar, jejeran sepatu yang dikenal sebagai Bronze Shoe Sculptures tersebut merupakan replica sepatu dari bahan perunggu hasil karya Bengtsson. Sepatu sepatu yang dipersembahkan untuk artis Swedia yang terkenal yang berasal dari kota Malmö. Sedangkan nama dari masing masing artis dapat dilihat tepat di depan posisi sepatu.
Jujur sih, gue ga  pernah tau nama nama artis ini, walaupun katanya artis terkenal. Hihihi. 
 
Kami berjalan tanpa tujuan yang pasti. Berjalan santai sambil melihat sekitar kota dan berhenti jika kami melihat sesuatu yang menarik. Kota yang lumayan sepi menurut gue. Untuk sebuah ukuran kota terbesar, tidak terlalu banyak orang yang lalu lalang. Padahal saat itu musim panas dan belum terlalu malam. Mungkin mereka lebih menyukai berdiam di dalam rumah, atau sedang liburan ke tempat lain, atau karena cuaca malam itu sedikit dingin karena hembusan angin, ga tau juga deh.
Malam itu kota Malmö memperlihatkan sisi keindahannya kepada kami. Barisan gedung tua dan modern, kanal kanal air yang bersih, jalanan yang luas yang sepertinya hanya di persembahkan untuk para pejalan kaki. Bebas banget rasanya, tanpa harus khawatir di serempet mobil dan motor, apalagi di ledekin dengan asap hitam knalpot. Hihihi.

KAWASAN CENTRAL STATION DI MALAM HARI

MALMÖ DI MALAM HARI 
Ada satu pemandangan yang menarik perhatian gue ketika berada di kawasan pedestrian Södergatan. Barisan patung berbentuk tubuh manusia yang agak sedikit aneh. Bentuk anggota tubuhnya tidak seperti bentuk tubuh manusia umumnya. Lagi lagi gue berpikir pasti patung tersebut memiliki arti penting sampai bisa berdiri di tengah Södergatan. Usut punya usut, ternyata patung yang dikenal sebagai Optimistorkestern tersebut merupakan lambang perayaan di Södergatan sebagai kawasan pedestrian pertama di kota Malmö. Kawasan yang hanya diperuntukkan bagi para pejalan kaki dan bebas dari kendaraan. Jika diperhatikan lagi, bentuk patung ini mirip seperti orang orang yang bermain drum, layaknya sebuah barisan Marching Band.

OPTIMISTORKESTERN 
Berjalan di jalanan yang bebas dari lalu lalang kendaraan mobil sambil melihat jejeran bangku kayu yang setiap saat bebas di duduki, di tambah pemandangan segar dari bunga bunga yang lumayan banyak bergantungan di tiang jalan, membuat gue tidak merasa lelah berjalan kaki di kota ini. Bunga bunga yang sengaja di tanam untuk memberi kesegaran pemandangan kota ini. Typical Swedia banget pokoknya, kalau musim panas selalu boros dengan hiasan bunga dimana mana.

PEMANDANGAN BERRYS DI PASAR TRADISIONAL
Berjalan dan berjalan....tak terasa langkah kami tiba di kawasan Stortorget atau semacam City Hall Square di pusat kota ini. Aihhh suka banget disini. Banyak banget bunga tamannya. Apalagi hari sudah mulai agak gelap, lampu lampu yang menghiasi gedung di sekitar square membuat suasanya makin cantik. Cuma waktu itu kami tidak terlalu lama berada di sini, dan kami berniat kembali esok paginya untuk bisa lebih menikmati suasana tempat ini lebih santai. Sekalian cuci mata di toko toko yang kebetulan malam itu sudah tutup.
KAWASAN STORTORGET MALMÖ

KAWASAN STORTORGET MALMÖ
 
KAWASAN STORTORGET MALMÖ
Esok harinya, setelah puas mengitari beberapa sudut kota dengan kanal kanalnya yang sangat bersih, melihat pasar tradisonal yang menjual berbagai buah berry dan cherry kesukaan gue, kami berniat mengunjungi salah satu gereja di kota Malmö. Mengunjungi gedung gedung gereja di kala liburan sudah menjadi salah satu list di setiap liburan kami. Tidak bisa dipungkiri, tidak hanya di Swedia, wisata Eropa sudah sangat identik dengan berbagai gedung gereja tua yang hampir ada dimana mana. Kemegahan arsitek luar dan dalam gedung gereja yang terlihat indah menjadi salah satu alasan mengapa tempat seperti ini banyak di kunjungi wisatawan. Kunjungan yang sudah bersifat universal tanpa harus melihat sisi religion. Siapa saja boleh masuk. Maka tak heran hampir semua gereja gereja di kota yang pernah gue kunjungi selalu terbuka untuk umum setiap hari. Tak terkecuali Gereja St Peter yang ada di kota Malmö. Gereja dengan dominasi warna putih bersih di dalamnya lagi lagi sungguh membuat gue jatuh cinta dengan isi bangunan gereja ini. Sangat rapi dan terkesan sangat cerah. Sayang kami tidak sempat mengunjungi Lunds Domkyrka, sebuah pusat gereja terbesar di kota Malmö.

MENARA ST PETER'S CHURCH 

ST PETER'S CHURCH

ST PETER'S CHURCH
Berkunjung ke kota Malmö, tak heran jika mata lumayan sering melihat lukisan art di dinding jalanan yang katanya merupakan hasil karya para pemuda di kota Malmö. Lukisan lukisan yang penuh dengan warna warna yang justru kalau dilihat malah jadi bagus dan sepertinya menjadi ciri khas kota ini.
 


KAWASAN CENTRAL STATION DI SIANG HARI

KAWASAN CENTRAL STATION DI SIANG HARI
DENGAN KANAL YANG BERSIH
Turning Torso merupakan tujuan terakhir kami di Kota Malmö. Gedung yang di klaim sebagai gedung tertinggi di Swedia dan Scandinavia. Turning Torso merupakan landmark kota Malmö yang memiliki 54 lantai dengan bentuk arsitek bangunan yang lumayan unik. Jika dilihat gedung ini terkesan seperti berputar. Konon karena bentuknya yang terkesan memutar itulah sehingga diberi nama Turning Torso. Ketika gue mencoba mengambil foto dan melihat ke atas, gedung ini sangat jelas seperti bergerak. Sempat pusing juga melihatnya. Walaupun gue tahu sebenarnya yang bergerak adalah awan (mana mungkin juga gedungnya yang bergerak hihihi), namun ketinggian gedung ini memberikan kesan seolah olah memang nyata banget seperti bergerak.
TURNING TORSO

TURNING TORSO
 

TURNING TORSO
 
Kami berniat masuk dan mengitari kawasan yang tak jauh dari Turning Torso. Kawasan yang menurut gue di dominasi hunian gedung apartamen. Kawasan yang dikenal dengan nama Scaniaplatsen ini memiliki view laut yang indah. Berhubung gue ga bisa setiap saat melihat laut, gue langsung duduk di bangku kayu panjang yang ada  di sekitar kawasan ini. Duduk menikmati suara ombak sambil memandang Öresund Bridge. Suka banget gue berada di sini. Apalagi beberapa ekor burung hitam suka datang menghampiri gue. Sayang cuacanya sedikit dingin berangin.

DI TEPI LAUT  KAWASAN SCANIAPLATSEN
DARI SINI BISA MELIHAT ORESUND BRIDGE


RESTORAN RIANNA BY THE SEA YANG MENGHADAP LAUT
Kawasan Scaniaplatsen juga dilengkapi beberapa restoran. Kami memilih restoran Rianna By The Sea untuk makan siang. Pemandangan dari restoran ini lumayan bagus karena bisa langsung menghadap laut. Dan lagi lagi sayang, karena cuacanya agak dingin berangin, kami tidak bisa duduk dibangku luar restoran.

Berikut dibawah ini beberapa foto wajah kota Malmö..



 
SALAH SATU SUDUT KOTA MALMÖ


SALAH SATU SUDUT KOTA MALMÖ 

SALAH SATU SUDUT KOTA MALMÖ   
Setiap liburan selalu memiliki arti buat gue. Tak terkecuali di kota Malmö walaupun kami cuma hitungan hari di sini. Jika kamu memiliki rencana berlibur ke kota Kopenhagen Dermak, jangan lupa untuk menyempatkan berkunjung ke Kota Malmö, karena jarak tempuhnya tidak lebih dari setengah jam. Oresund Bridge siap memudahkan perjalanan kamu. Hitung hitung ada dua negara sekaligus yang bisa kamu kunjungi dengan jarak tempuh yang sangat dekat.
 

Salam dari
Mora, Dalarna, Swedia
 
 

Tidak ada komentar: