Selasa, 23 Februari 2016

DALECARLIA TÄLLBERG



 
Hej...

Ketemu lagi dengan si batak yang manis ini.
Tulisan kali ini masih berhubungan dengan postingan gue sebelumnya tentang wisata Tällberg. Kalau sebelumnya gue menulis tentang wisata Tällberg secara garis besar, kali ini ceritanya lebih fokus ke salah satu hotel yang ada di kawasan Tällberg. Paling ga, yang sudah ngebaca tulisan Wisata Tällberg di postingan gue sebelumnya, bisa sedikit tau, gambaran hotel di Tällberg seperti apa sih, sampai begitu banyak turis yang menginap di desa ini.
 
So...mari kita acak acak isi hotelnya...
 
After mengelilingi wisata pedesaan Tällberg, seperti janji suami, kami akan makan malam (atau biar lebih keren dikit gue bilang Nice Dinner aja kali ya....hihihihi), di sebuah hotel yang terletak di desa Tällberg. Mengapa kami sampai memilih nice dinner di kawasan Tällberg, yang pasti ada ceritanya.
Jadi kebetulan tanggal 15 February kemaren gue ulang tahun. *hehehe...makacihhh ....makacihhhh buat ucapanya semua* senyum sambil berhalusinasi*
Cuma tanggal 15 itu jatuh nya di hari Senin. Waktunya kurang pas buat ngerayain nice dinner. Secara kan suami gue pulang kerja uda jam berapa. Terus bicara nice dinner di kota Mora, waktu nya sangat terbatas.  Sedikit bosan juga. Restorannya itu lagi itu lagi. Kota kecil lah, restorannya seberapa banyak sih. Dan di tambah lagi, kami pasangan keren yang tinggalnya cuma di desa kecil, sekali kali boleh dong mencoba yang agak beda dikit. Namanya juga hari spesial. Hihihihi.*ngeles abis, padahal memang pengen sekalian jalan jalan juga*
 
Awalnya kami berencana menginap satu malam di sebuah hotel yang letaknya kira kira dua jam lebih dari tempat tinggal kami. Berhubung hotel nya penuh, akhirnya kami menjatuhkan pilihan ke desa Tällberg. Selain lebih dekat, kami juga ga perlu nginep. Lumayan kan menghemat. Seperti ituuuuuuu.

Dan acara nice dinner pun kami lakukan sebelum ulang tahun gue tiba, tepatnya di hari Valentine tanggal 14 Februari 2015. Bagi gue dan suami, nice dinner ini lebih kepada Quality Time kami berdua aja sih. Kalau dibilang ngerayain ulang tahun, hmmmm....rasanya gue pribadi kok inget umur ya.  Meskipun tak bisa di pungkiri, hari lahir gue ini menjadi alasan yang tepat, untuk kami bisa menikmati dinner berdua. Secara biasanya,  yang namanya acara makan kami itu, ya cuma di meja dapur doang. Ha5x.

Nah, singkat cerita, kami pun mengunjungi hotel yang sudah di booking suami jauh hari sebelumnya. Namanya QUALITY HOTEL DALECARLIA. Terletak di lokasi desa Tällberg yang lokasi area nya sedikit menanjak dan berbukit. Pemandangan alam pedesaan sangat jelas terlihat dilingkungan sekitar hotel ini. Terutama dari bagian depan gedung hotel, view Danau Siljan sebagai danau terbesar di propinsi Dalarna, sungguh lah sanggup membuat gue berujar "INDAHNYA"
 



Ketika memasuki lobby utama Hotel Dalecarlia, sungguh diluar bayangan gue. Gue di sambut dengan Interior hotel  bernuansa modern, dilengkapi cahaya lampu yang lumayan terang. Awalnya gue sempat mempunyai pemikiran jika hotel ini memiliki design yang oldis banget. Ternyata tidak. Hampir mirip dengan hotel hotel di kota besar, contohnya seperti Scandic Hotel.
Kami langsung menuju petugas receptionis. Dan mendapat informasi jika waktu dinner baru di buka pukul enam sore.  Artinya kami harus menunggu satu jam lagi. Kalau harus keluar lagi uda malas dong. Menunggu satu jam ga terlalu lama lah.
Kebetulan lagi, si petugas receptionis lumayan berbaik hati, menawarkan kami agar naik ke lantai dua hotel. Katanya di lantai dua ini kami bisa menunggu sambil melihat view danau Siljan. Wah...tawaran yang sangat menarik.
Begitu naik, ehhhh...ternyata tempat nya asik banget loh. Banyak sofa dan candle light gitu. Seketika langsung terpana. Apalagi view danau Siljan terlihat jelas. Romantis banget. Dan gue pun langsung mengambil kesempatan ini untuk foto foto. Mumpung ga ada orang, jadi lumayan bebas. Sejak gue hobby menulis di blogs (sebelum nulis juga uda sih, cuma levelnya lebih besar setelah nulis), memperhatikan sudut ruangan hotel dan restoran selalu menjadi hal yang menarik buat gue. Makanya jika mengunjungi hotel dan restoran, sebisa mungkin gue menjadikannya bagian dari cerita dalam tulisan gue. Entah itu interior maupun makanannya.
 

      LOBBY UTAMA HOTEL

                  LOBBY LANTAI DUA 

 

VIEW DARI LOBBY LANGSUNG MENGHADAP DANAU SILJAN
Nah, masih di lokasi lantai dua hotel ini, terdapat satu ruangan yang sungguh membuat gue takjub. Ketika berjalan mengitari lobby, tiba tiba mata gue kaget setengah terkesima, melihat sebuah ruangan yang bertolak belakang dengan interior modern yang gue lihat sebelumnya. Ruangan tua dengan dinding kayu yang sudah kusam, lengkap dengan property super antik/vintage. Seperti sebuah ruangan museum kecil. Apalagi di tengah ruangan berdiri sebuah tungku perapian yang lumayan besar, yang sangat jauh dari kesan bersih. Wahhhh....unik banget ini!
Buat gue, perbedaan konsep dan atmosfir ruangan dengan interior yang sangat berbanding terbalik ini sanggup membuat gue takjub. Lagi enak enak di suguhi pemandangan yang modern dan fresh, tiba tiba langsung melihat sesuatu yang muram dan kusam. Tapi jatuhnya ya itu tadi. Emang jadi keren dan unik.
Dan...ternyata bener adanya, kalau hotel di desa Tällberg memang sangat identik dengan nuansa vintage. Sampai sampai hotel Dalecarlia pun tak mau ketinggalan untuk tetap memasukan unsur antik ke dalam karakter design interior hotelnya.


SALAH SATU RUANGAN SUPER ANTIK DAN VINTAGE 


PERBEDAAN KONSEP INTERIOR HOTEL 
NUANSA MODEREN DAN VINTAGE

 
Bahkan, tak jauh dari ruangan ini, terdapat sebuah cafe bar dengan design interior yang masih bernuansa Vintage. Bedanya, sudah lebih di modifikasi dengan warna kayu yang lebih fresh. Jadi terlihat tidak sesuram ruangan museum sebelumnya. Dan lagi lagi banyak sofa yang berbaris rapi di sini.  Perpaduan modern dan oldis nya terlihat jelas. Cintahhhhh lah pokoknya.
Menunggu makan malam tiba, kami mencoba menghabiskan waktu dengan memesan minuman. Dari petugas cafe bar, kami mendapatkan informasi kalau pengunjung untuk acara dinner malam itu tidak seramai hari Sabtu sebelumnya, yang mencapai 200 orang. Mungkin karena jatuhnya hari Senin adalah hari kerja ya.
Mendengar informasi demikian, jujur aja gue senang banget dan lega. Alasanya simple aja. Gue bisa sedikit bebas foto fotoan. *Namanya sambil menyelam minum air, sambil dinner ya sambil foto foto juga* Hahahaha.
 
   DINDING KAYU DENGAN NUANSA VINTAGE DI SEKITAR CAFE/BAR
CAFE/BAR

MASIH DI SEKITAR CAFE/BAR DENGAN INTERIOR YANG BERBEDA

 
Sampai akhirnya waktu makan malam pun tiba. Cuma ada 3 pasangan berikut gue dan suami yang masuk ke ruangan restoran. Ruangan dinner yang romantis kalau kata gue. Mejanya di tata rapi, plus bunga, candle dan beberapa jenis gelas minuman. Bagian yang gini gini gue paling demen banget motoin. Beneran. Ga tau napa yah. Motoin Romantic Table itu jatuhnya pasti cantik. Walaupun hasilnya ga bisa optimal. Soalnya cuma bisa fotoin dari hape doang.
Ga mungkin juga lah haiii. Gue nentengin camera gede ke acara dinner. Malu boooooo. Dan kesannya juga heboh banget kan. Hihihihi.
Dan ternyata, istilah bule itu ga suka foto foto ga selamanya benar.  Tidak hanya gue, cewe bule di seberang meja kami,  juga sama dengan gue. Foto foto juga. Beda nya dia sibuk selfie dan motoin cowonya, kalau gue sibuk motoin sudut ruangan sambil menunggu makanan tiba. Dan ini bukan kali pertama gue melihat bule suka foto selfie ketika di acara dinner seperti ini. Senang aja sih, jadi ga merasa aneh sendiri. Ada teman lah ceritanya. Hahahahaha.

         
       RESTORAN
 
                SUKA DENGAN INTERIOR RESTORAN NYA
Dan enak nya lagi, berhubung malam itu pengunjungnya tidak terlalu banyak, sepertinya pelayan resto ngerti. Antara pengunjung yang satu dengan yang lain, tidak di tempatkan di meja yang  terlalu berdekatan. Tujuannya biar masing masing pengunjung lebih merasa nyaman aja kali yaa. Termasuk lah gue, lebih privat motoin makanan nya. Hahahahahha. *jujur lebih baik daripada bohong*
Bukan apa apa sih, biasanya kalau ramai banget, beghhhh...mau dikata romantic dinner kek, tetap aja duduknya nyaris berdekatan gitu. Kadang merasa kurang bebas. Bebas apanya juga ga ngerti. Padahal ga ngapa ngapai juga. Cuma berasa kurang nyaman aja. 
Kadang suka bandingin dengan restoran di Jakarta, bebas milih meja. Dan kalaupun misalnya pelayan resto ngarahin di meja mana, kita bisa bilang kan, bisa di meja ono ga? Tanah air urusan yang beginian uda paling enak lah.
 
    DAFTAR MENU
Untuk menu dinner di restoran Dalecarlia sendiri,  terdiri dari Apptizers, Main Food dan Dessert. Berhubung buku menu nya nihil gambar (seperti kebanyakan restoran di Swedia), jadi meskipun sudah ada keterangannya, tetap aja kurang puas. Kebetulan malam itu gue pengen mencoba menu dari olahan ikan. Ternyata jenis menu olahan ikan di restoran ini cuma ada satu. Namanya Monkfish. Berhubung gue belum pernah mencoba, akhirnya jadi sedikit ragu. Apalagi gue memang bukan type orang yang lumayan berani mencoba jenis makanan baru. Di restoran kaya gini lagi, takut gagal di mulut. Uda bayar mahal ga bisa dimakan pula. Apa ga manyun tra la la. Sayangkan.

Tapi suami gue mencoba bertanya ke pelayan restoran tentang jenis menu ikan ini. Dan si pelayan bilang, monkfish jenis ikan yang sangat enak. Dagingnya hanya di ambil dari bagian pipi ikan saja. Sampai akhirnya suami meyakinkan gue, supaya mencoba menu itu. Dan entah mengapa malam itu gue berpikir, iya juga ya, ga mungkin lah sampai gagal di mulut. Kalau pun sampai tidak sesuai harapan, separah apa sih, rasanya rasa ikan juga kan.
Salah satu faktor yang membuat gue berpikir demikian,  tak lain karena Swedish Food sudah mulai familiar di lidah gue. So akhirnya pilihan jatuh ke menu ikan Monkfis. Yang pada akhirnya gue bisa melihat bentuknya di Google. Ternyata ikan dengan bentuk yang menyeramkan. Boleh coba di searching deh. 
 
         APPETIZERS  "CHEESE PIE"
Before Main Food nya tiba, kami di suguhi appetizers yang sudah kami pilih sebelumnya. Gue ngelirik ke arah suami. Sepertinya kali ini gue gagal paham soal pemilihan menu appetizers. Di hadapan gue tersaji sebuah piring yang super besar, tapi isinya hanya sedikit sop krim berisi secuillllll keripik kentang plus Thyme (sejenis sayuran yang biasa dipakai sebagai hiasan makanan/garnis).
Jadi sepertinya waktu memilih menu appetizers, keadaan "blank" sedang melanda gue. Tapi emang gue akui, kadang kadang manusia suka ga konsen. Suka lupa juga sedang berada dimana. Sekali pun ini bukan Nice Dinner pertama gue, bayang bayang makanan Indonesia itu suka menghantui. Muncul sekelibat. Ketika suami nanya, mau sop dengan sayuran ga? yang terbayang di kepala gue langsung sop sayuran ala Indonesia Food. Bukan sop krim dengan secuil keripik kentang dan Thyme.  Hahahahaha. Tapi untung sopnya enak.
 
APPETIZERS "CREAM SOUP"
Untuk main foodnya sendiri, suami gue memesan Chesf's Menu yang merupakan menu yang di rekomen chef restoran. Terdiri dari Main Food berupa Beef Steak, Appetizers dan Dessert. Uda satu paket di luar minuman.
Sedangkan menu gue, gue pilih secara terpisah, baik Appetizers, Main Food dan Dessert. Dan tiba saat nya gue menikmati menu Monkfish yang katanya enak itu. Dan....! Monkfish pun datang. 
Jreng jreng jreng...tercium ikan dengan aroma amis laut yang sangat tajam. Uda sempat spaning. Kok amis banget. Dan bentuknya juga kurang menarik. Bulat bulat kecil.
Tadinya gue uda ngebayangin bentuknya paling ga seperti ikan Salmon, di potong memanjang gitu kan. Ga ingat kalau pelayan restoran sebelumnya sudah bilang, daging ikan hanya diambil dari bagian pipi monkfish saja. Jadi gimana ceritanya bisa memanjang seperti Salmon. Dasar lah emang. Uda tuir suka lupa.
 
Tapi berhubung perut udah mulai lapar, jadi uda ga mikir mikir lagi deh. Dan.....! Monkfish pun masuk ke mulut. Rasanya? Ya Tuhan...itu ikan enak banget pemirsahhhhh. Rasanya manis dan segar. Aroma amis yang gue cium sebelumnya hilang total. Seperti makan daging kepiting atau lobster yang tidak perlu cape nyongkel tulangnya lagi. Kebayang kan kalau makan  kepiting lumayan butuh perjuangan ngeluarin dagingnya. Nah...bayangin aja, makan daging Monkfish ibarat makan daging kepiting versi ga pake capek. Tinggal nyomot dan masukin ke mulut. *Nom..Nom..Nom*
*Senang kegirangan karena rasanya ga gagal di mulut*
 
Untuk Mashed Potato nya sendiri, rasanya sih biasa aja. Cuma karena di panggang lagi,  jadi tekstur bagian pinggirnya agak crunchy gitu. Dan satu lagi, kaviar di menu ini aku suka. Ukurannya lebih besar dari kaviar yang biasa gue lihat. Dan lebih susah pecah di mulut. Jadi agak agak gemes aja pas  kaviar ngelindingan di mulut gue. Mecahin nya lumayan susah. Hahahhaha 



MAIN FOOD "MONKFISH"
 
         MAIN FOOD  "BEEF STEAK" 
Bagaimana dengan Beefsteak pilihan suami? Gue mencoba mencicipi, hmmmm.....enak sih. Tapi tidak terlalu luar biasa. Jadi ga perlu di bahas panjang.
Sedangkan untuk dessert, gue memilih menu yang sama dengan suami. Rapsberry Pudding. Kebetulan sudah pernah mencoba dessert ini di restoran yang berbeda. Rasanya segar, manis dan asam. Enak!
 
        DESSERT
Secara keselurahan, makanan di restoran Dalecarlia Quality Hotel, masih aman di mulut. Walaupun tidak luar biasa banget. Artinya tidak terlalu berbeda jauh dengan restoran lain yang setaraf hotel ini. Untuk harga makanan, kami dikenakan biaya sebesar 1050 kr diluar biaya minuman. Seandainya kami memesan minuman seperti Wine, mungkin bisa nambah sekitar 400 kr lagi. Karena harga minuman biasanya jauh lebih mahal. Malam itu suami memang tidak memesan wine karena sehabis dinner harus nyetir mobil. Aturan pemerintah harus di jalankan. 

Sedangkan untuk lokasi dan interior hotel Dalecarlia sendiri, gue rekomen banget. Pemandangan alam di sekitar hotel sangat natural dan indah. Tepatnya diantara view Danau Siljan. Konsep hotel dengan design modern dan oldis juga mampu memberikan nuansa tersendiri bagi para pengunjung. 
Dan lagi lagi gue takjub aja dan sedikit ngiri, Desa Tällberg yang kecil ini, bisa memiliki hotel seperti setaraf Dalecarlia Quality Hotel. Ini masih salah satu nya loh. Seperti yang gue bilang di tulisan sebelumnya, Tällberg memiliki 8 hotel besar, villa serta cottages yang hampir 75 persen memenuhi desa ini. Mungkin di belahan bumi yang lain,  masih banyak hotel yang jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan Dalecarlia, tapi ketika hotel sebesar dan senyentrik ini berada di sebuah desa kecil dengan pemandangan alam yang boleh gue bilang sangat menarik, maka hotel ini menjadi sedikit berbeda dengan hotel hotel lainnya.

DALECARLIA DI WAKTU MALAM

Dalecarlia hotel juga memiliki satu area khusus yang dibangun untuk fasilitas Spa. Gedungnya terpisah dari gedung utama hotel. Lokasinya berada di bagian area yang lebih rendah. Jalanannya agak menurun dari gedung utama hotel. Suatu saat pengen mencoba fasilitas Spa hotel Dalecarlia di saat musim panas. Katanya sih, Fasilitas Spa yang dimiliki hotel ini, juga menjadi salah satu penarik yang luar biasa bagi para pengunjungnya. Bisa memanjakan badan dan alam pikiran di tengah pemandangan yang sangat natural. Tidak ada salahnya kamu mencoba tempat ini sebagai list liburan musim panas kamu.  Berlibur di tempat yang sangat damai, nyaman, natural dan dimanjakan dengan fasilitas hotel seperti Dalecarlia Quality Hotel ini. Selamat Mencoba :)







Salam dari
Mora, Dalarna, Swedia

Tidak ada komentar: